Buku Perencanaan Dan Pengendalian Produksi Pdf Creator

Buku Perencanaan Dan Pengendalian Produksi Pdf Creator Rating: 7,2/10 5156votes

Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay Chain product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar.

Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan, 2003, Gramedia, hal.3). Untuk itu diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan optimum. Tidak sesimple definisinya, fungsi PPIC berkaitan erat dengan fungsi Marketing, Purchasing, dan Produksi. Disamping itu Informasi mengenai level of raw material, Work In Process (WIP), Final Product, dan data stock opname untuk bagian Finance terutama dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan juga termasuk dalam tanggung jawab PPIC.Beberapa perusahaan memiliki gaya manajemen production planning yang tampak berbeda secara teknis, tapi secara umum fungsi ini tidak jauh berbeda. Situasi Market menuntut produsen mampu menerapkan strategi operasi yang paling tepat.

✓ Smith, Spencer B. Computer Based Production and Inventory. Control, Prentice-Hall, 1989. ✓ Vollman, et al. Manufacturing Planning & Control System. McGraw-Hill, 1997. ✓ Vollman, et al. Manufacturing Planning & Control for Supply. Chain Management, McGraw-Hill, 2005. ✓ Tersine, Richard J. Principle of.

Buku Perencanaan Dan Pengendalian Produksi Pdf Creator

Salah satu contohnya, untuk menekan biaya penyimpanan, customer menuntut produsen menerapkan model produksi make to order, dengan variasi item product yang tinggi dan pemesanan dalam quantity kecil. Faktor ini akan sangat mempengaruhi model system planning diperusahaan tersebut. Saya mengajak anda untuk mendalami peran PPIC secara spesifik.

Ada cerita yang dapat menjelaskan pola ini, Kami memiliki model produksi MTO, dengan market Jepang sebagai salah satu ' potensial market', pola order barang dari sisi Customer/Distributor Jepang sangat menarik. Saat barang datang di pelabuhan, kontainer langsung didistribusikan ke Customer mereka. Jadi produk kami tidak perlu dikeluarkan dari kontainer. Distributor ini sudah memasukkan jadwal kedatangan atau bongkar muat saat sampai di Pelabuhan disana, jadi mereka tidak memerlukan Gudang perantara untuk menyimpan. Tidak hanya ini, biasanya pola MTO ini diikuti oleh variasi product yang sangat tinggi dalam Lot-lot order yang kecil, yang dalam prakteknya akan membuat aktivitas produksi menjadi lebih sulit dan berpotensi menaikkan cost. Case seperti diatas menununjukkan begitu sulit bagi Manufacture untuk mengendalikan customer.

Bermain di “ceruk” yang ketat, kita tidak boleh hanya berbicara function, tapi aspek-aspek lain yang dimiliki product akan menjadi nilai tambah, dalam memenangkan persaingan. Jika anda seorang praktisi PPIC yang familiar dengan proses Make To order (MTO), memiliki variasi item produk sangat tinggi, dan menerima oder dalam lot-lot kecil, model order seperti ini biasanya sangat merepotkan, terutama dalam tahap realisasi product. Entah ini kebetulan atau tidak, kondisi ini menjadi semacam bumerang bagi proses manufacturing secara keseluruhan. Salah satu problem internal terbesar manufacture kita yaitu fleksibilitas yang rendah, kemampuan bagian produksi dalam mengikuti strategi marketing kadang masih masih sangat kurang. Untuk itu PPIC bertanggung jawab dalam menentukan dan mengevaluasi sistem produksi, apakah harus dilakukan secara manual atau menggunakan soft ware dalam mengelolanya, mutlak sistem ini ada dibawah tanggung jawab PPIC.

Terkadang, lemahnya pemahaman dan kesadaran leader-leader produksi akan hal ini menyebabkan sering adanya konflik internal antara PPIC dan Produksi. Saya ibaratkan hubungan PPIC dengan bagian produksi ibarat “Tom and Jerry”. Meskipun tidak menutup kemungkinan, dengan pertimbangan tertentu seperti fleksibilitas perubahan arah produksi, suplay material, dan distribusi data, antara PPIC dan Produksi berada dalam satu atap atau Divisi Operasional.

Masing-masing dipimpin oleh Level Manager. Dari contoh case yang pernah saya temui dilapangan, model seperti ini memerlukan sosok Operasional Manager dengan leadership & knowledge yang sangat kuat, jika tidak akan terjadi over lapping Job, batas tanggung jawab yang tidak clear, dan yang paling bahaya yaitu konsesi-konsesi atau kesepakatan negatif yang berpengaruh pada mundurnya schedulle delivery dan konsumsi material yang relatif tinggi.

PPIC bukanlah robot, yang hanya menjalankan aktivitas sesuai prosedure yang berlaku. Tetapi secara Tim, PPIC berisi sekumpulan orang dengan qualifikasi dasar diantaranya, memiliki sifat pembelajar/learning people, memiliki analitycal skill, dan Sistematis. Jadi tidak hanya menjalankan sistem yang sudah ada, tetapi lebih pada memastikan sistem yang dijalankan efektif atau istilah saya ' Rule Maker'. Peran Sistem Informasi dalam aktivitas production planning sangat besar, begitu besarnya sampai saya berani jamin, tanpa bantuan software, aktivitas planning tidak akan optimal.

Planning tidak hanya mengerjakan masalah perencanaan saja, tapi terkait dengan manajemen inventory. Otomatis Planning harus memiliki Link dengan Sistem Purchasing dan Ware house secara real time dan up date. Ini masih dalam scope inventory, belum termasuk aktivitas pengawasan proses produksi. Setiap perubahan dalam proses yang terkait dengan Penjadwalan ulang (reschedulling), Pembuatan ulang (Remake), Permintaan tambahan material, dll, pastinya akan mempengaruhi alokasi capasitas dan seluruh penjadwalan. Pertanyaannya, mungkinkah Ms. Excel melakukannya?

Jika yang saya masuk sinkronisasi, yang saya tahu, jawabannya adalah “tidak mungkin”. Excel hanya bisa mengerjakannya secara terpisah dan sangat tergantung pada operator untuk melakukan rangkaian update. SAP for Manufacture Untuk lebih jelasnya berikut saya sampaikan lingkup kerja PPIC. Material dan Supporting Material (M&SM). Ada dua hal yang harus selalu diperhatikan untuk pengadaannya, yaitu; 1) M&SM tanpa melihat order customer, 2) M&SM berdasarkan order customer.

Dengan pertimbangan minimalisir biaya pengadaan dan buffer, memiliki stock M&SM dalam batas optimum dengan beberapa metode peramalan memberikan jaminan akan kelancaran proses ( fluently production process ). Namun tidak menutup kemungkinan adanya emergency order atau order spesial sehingga menyebabkan keluarnya Bill of material (BOM) setelah kedatangan order customer atau setelah arrange order ( master production schedulle/MPS ).

Work In Process ( WIP ). Kondisi ideal, tahapan process dari satu station ke station lainnya berlangsung secara continue. Namun ada beberapa proses memerlukan pengelolaan khusus, akibatnya produksi terbagi kedalam beberapa divisi berdasarkan proses. Pergeseran barang ½ jadi terkadang tidak bisa sempurna atau satu banding satu.

Karena aspek kerumitan dan ongkos pengerjaan yang ekonomis, produk dari Divisi A yang menjadi bahan baku untuk proses di divisi B, terkadang tidak dibuat pas atau sesuai dengan order customer, mempertimbangkan aspek yang saya sebut sebelumnya, quantity yang diproduksi kadang berlebih. Inilah yang disebut WIP, bagian PPIC bertanggung jawab penuh dalam mengendalikan barang persediaan jenis ini.

Peranan Sistem Informasi dan penerapan logic proses yang tepat dapat menjamin pengendalian WIP. PPIC akan selalu dapat memantau progress produksi di semua tahapan proses.

Mari memasuki intinya. PPIC menjadi semacam Conection point dan Gate, antara dunia luar dan Internal perusahaan dalam konteks realisasi produk. PPIC harus memberikan informasi yang akurat mengenai proses internal ke Sales/Marketing, untuk diteruskan ke Customer.

Sama dengan dikehidupan sehari-hari, misal kita di posisi customer, mau beli Gado-gado, kalo penjualnya lambat dan gak jelas kapan selesainya, setiap ditanya jawabannya tidak tahu atau berulangkali sampaikan,”maaf saya cek dulu”, hampir tidak ada kepastian kapan selesainya dan berapa banyak yang bisa diselesaikan. Ini baru masalah gado-gado lho ya.

Dalam sebuah industri, bisa saja final product perusahaan kita menjadi material bagi industri lainnya. Misal Industri kancing dan resleting menjadi material bagi industri Garment. Inilah salah satu konsep dari “customer satisfaction”.

Customer tidak bisa melihat langsung ke dalam “dapur” anda, tapi bagaimana meresponse datangnya order, akan memberikan gambaran seberapa kuat kemampuan manufacturing perusahaan anda. Disinilah vitalnya peranan PPIC dan Sistem Informasi dalam proses planning dan monitoring. Ini merupakan tahap awal dari planning, yaitu menerima order dari Sales. Order ini bisa berupa direct order dari customer, atau pembuatan stock untuk buffer saat peak season. Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To Stock (MTS). Beberapa perusahaan menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan Master Planning Schedule (MPS). Schedulling ini masih belum detail, masih bersifat global dan memiliki periode yang panjang 3 – 6 bulan.

Data-data di MPS sangat penting untuk memberikan informasi ke bagian produksi untuk mempersiapkan resourcesnya, dan ke bagian purchasing untuk mempersiapkan material. Dengan melihat sistem, PPIC secara manual dapat memperkirakan keamanan suplay material yang dieprlukan, dan segera membuka Purchase order jika dieprkirakan material tidak mencukupi.

Input data Bill of material (BOM), memiliki menu tersendiri, sehingga data base yang tersedia tidak hanya kondisi aktual stock real time, tetapi progressnya, mulai dari status: 1) purchase order (pembelian), 2) Arrive status ( tanggal kedatangan ). Informasi ini progress ini sangat penting, karena sistem hanya bisa melakukan alokasi order, jika status seluruh component material lokasinya sudah di factory. Setelah PO Customer ter input kedalam database, secara real time sistem menginformasikan pada PPIC estimasi schedulling dan status component material. Seperti yang saya sampaikan data dalam Arrange order masih sangat kasar dan belum bisa dibaca oleh bagian processing.

Perusahaan yang terdiri dari beberapa divisi-divisi yang saling tergantung ( dependent) memiliki kode-kode Gruping yang berbeda-beda. Semakin mendekati proses akhir, pembagian grup/ Line ini semakin terpecah semakin banyak. Disinilah pentingnya PPIC memahami total alur proses realisasi produk. Alokasi order bertujuan untuk membagi Item yang diorder kedalam tahapan-tahapan proses mulai awal sampai delivery. Berbeda dengan arrange order, alokasi order biasanya memiliki periode schedulling yang lebih pendek, yaitu sekitar 2 – 4 minggu, kecuali jika suatu Line benar-benar mendapat order yang kapasitasnya melebihi dari 30 hari ( tentunya ketentuan ini bervariasi disetiap perusahaan ). Tidak semua item dimulai dari proses awal, inilah pentingnya database WIP, beberapa komponen-komponen pendukung reguler juga distock dalam batas optimal di masing-masing divisi.

Sistem memberikan pergerakan barang persediaan diseluruh tahapan. 1) PPIC memastikan kesiapan capasitas produksi, biasanya untuk order-order dengan kapasitas yang melebihi, jika masih berada direntang capasitas produksi yang disepakati, dan sudah terinput ke dalam database, asumsi yang digunakan yaitu bagian produksi setuju berapapun jumlah order yang diturunkan selama tidak melebihi capasity. Sistem Line memberikan fleksibilitas tinggi. Anda pernah melewati jalur puncak-Bogor? Anda pernah mendengar sistem Buka Tutup jalur? Konsepnya seperti ini, dengan menerapkan sistem line, PPIC dapat menerapkan sistem buka-tutup, menambah kapasitas di line tertentu, dengan terlebih dahulu mengurangi atau bahkan menutup line lainnya, tentunya dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan produksi, terutama perihal capasitas mesin dan ketersediaan personel. 4) Memastikan order yang sudah ter-alokasi ( dalam sistem) ter-Print out agar bisa dikerjakan oleh bagian produksi.

Ini sangat penting, karena print out Work order menjadi dasar bagi personel di lantai produksi. Untuk itu Work Order harus memberikan Informasi-informasi penting terkait: 1) Nama item product, 2) Component Material, 3) Code numeric atau Barcode, 4) Quantity, 5) Tanggal mulai produksi ( start date ), 6) Tanggal target selesai ( Finish Date), 7) Info lain terkait dengan Spesifikasi produt ( warna, dimensi, dll ), 8) No. Regristasi Customer Order, 9) No. Regristasi Work Order, 10) Identifikasi untuk mampu telusur proses. Konsep yang saya sampaikan ini biasa disebut dengan “ KANBAN” dibeberapa perusahaan Jepang.

Tidak hanya informasi diatas, penerapan sistem Kanban menuntut adanya standarisasi tempat-tempat penyimpanan. Misal, product dalam sebuah Box berisi maksimal 400 pcs, jika order dari customer untuk item ini totalnya 1000 pcs, maka Work Instruction Sheet/Kartu kanban terpecah menjadi 3 sheet. Berturut-turut memiliki quantity 400, 400, 200 pcs/sheet. Dengan masing-masing sheet memiliki No.

Regrestasi sendiri ( angka dan barcode), dalam prosesnya, Shet-sheet ini selalu mengikuti pergerakan produk. Sepintas memang terlihat boros kertas, tapi melihat akurasi dan kemudahan dalam processingnya, saya pikir masih jauh lebih besar manfaatnya. Saya rekomendasikan sistem ini untuk anda terapkan. Display Menu Alokasi Order (Ilustrasi Penulis) Penutup Sepanjang karir saya dalam industri manufacture, PPIC merupakan bagian yang sangat unik.JIka melihat personel HRD, Finance, Produksi, Engineering, GA, Logistic, Continous Improvement (CI), dan QC, mereka ini memiliki basic knowledge yang bisa terpakai jika diterapkan di perusahaan yang bergerak dalam industri berbeda. Dengan tingkat adaptasi relatif lebih mudah, orang-orang yang berada dalam spesialisasi yang saya sebut diatas tingkat perputarannya relatif tinggi, apalagi bagian HRD bsia saya sebut luar biasa tinggi. Berbeda kondisinya dengan PPIC ( dan R&D), basic knowledge tidak banyak membantu jika orang-orang ini berpindah kerja di indsutri dengan bidang dan model operasi yang berbeda. Tidak bisa ' Copy Paste'.

Mereka seperti mulai dari awal dalam memahami total system yang berkaitan dengan Produksi, Logistic, Marketing, bahkan Finance. Barangkali tiga fungsi yang saya sebut terakhir relatif mudah, namun system produksi memerlukan pemahaman yang sangat tinggi. Karena pengetahuan dan pemahaman terhadap keempat system ini merupakan basic knowledge saat memasuki perusahaan yang baru, ini saya asumsikan anda tidak memiliki masalah dalam komunikasi dan interpersonal saat masuk dalam organisasi perusahaan yang baru lho ya. Melihat situasi ini, saya sangat maklum jika perpindahan orang PPIC ke perusahaan lain biasanya berada dalam bidang yang sejenis atau mirip, akan lebih safe. Dan saya sangat kagum plus Salut bagi anda, yang berani keluar dan mencoba memasuki bidang industri yang berbeda. Saya sadar sepenuhnya artikel ini bukanlah sebuah manual book yang berisi ratusan halaman tentang detail alur proses, prosedure, sistem informasi, dll. Sulit bagi saya untuk mentransfer secara lengkap ke dalam format tulisan yang singkat ini.

Karena setiap manufacture memiliki model production planning yang (sedikit) berbeda, maka artikel dapat berperan sebagai kondsep dasar dan cara berpikir. Tentunya masih banyak aspek yang bisa dikembangkan dalam mensupport manufacture dalam memenuhi kepuasan pelanggan dari sisi realisasi product. Scope kerja PPIC sangat luas, kaena harus mensingkronkan kemauan Marketing dengan Internal Factory, mulai dari Operation, Purchasing, warehouse, dll.

Hukum dasarnya mudah, jika dalam mensinkronkan fungsi2 ini dengan bantuan software yang tepat dan complete akan semakin mudah, namun sebaliknya, jika peranan Ms. Excel masih sangat dominan. Akan sangat berat terutama untuk aktivitas administratf. Belum jika ada internal konflik dengan bagian lain ( produksi, purchase,dll ). Agar tidak stress, saran saya upgrade sistemnya. Anonymous Artikelnya sangat bagus pak, kebetulan saya bekerja sbg PPIC,pd perusahaan manufacture, yang memperkerjakan 70% tenaga manusia dan 30% machine.saya ada pertanyaan, apakah memang harus PPIC yang harus mengendalikan penuh Produksi? Kalau untuk schedule mungkin ya, tp utk sampai detailnya apakah juga PPIC pak?

Sementara di masing' bagian produksi ada kepala bagian dan ada operation manager. Windows 7 Ultimate Build 7601 Product Key Crack. Mohon advisenya pak. Dan sebetulnya saya masih banyak pertanyaan yang masih ingin saya tanyakan:).terimakasih. PPIC tidak bisa mengendalikan Produksi. Fungsi utama PPIC yaitu melakukan penjadwalan produksi dan pengaturan suplay logistic jadi bukan justru mengendalikan operasi produksi seperti yang anda maksud. Hanya dalam praktiknya, secara alami bagian produksi ini terbentuk dengan ego yang super tinggi.

Kadang PPIC atau bagian supporting lainnya, hanya bisa menghadapi bagian yang satu ini dengan pemahaman (knowledge) yang sangat kuat dan detail terhadap sistem operasi yang terkait. Jika tidak, PPIC yang balik dikontrol oleh produksi, biasanya terkait dengan pemunduran jadwal delivery/reschedulling, dan permintaan material/remake. Hallo Nur, MRP intinya teknik merencanakan ketersediaan material, saat produksi membutuhkan sudah tersedia.

Pembuatan MRP berdasarkan History banyak menggunakan data purchasing, jadi berapa lama lead time mulai buka PO Suplier sampai material sampai di Gudang pabrik. Lead time ini ditambah allowance digunakan sebagai base perhitungan kedatangan material dan penjadwalan di produksi.

Disamping juga digunakan sebagai dasar perhitungan Buffer Stock dan Economic Order Quantity ( EOQ). Thanks, semoga dapat membantu. Buffer Stock ditentukan oleh 3 variabel, yaitu:1) Konsumsi Material perhari, 2) Lead Time kedatangan material, 3) Inventory Cost.

Untuk simpelnya, PPIC hanya menggunakan variabel 1 dan 2. Jika Kedatangan memerlukan waktu 10 hari, dengan rata-rata konsumsi material 2 ton/hari, maka: material harus memiliki buffer (10 + 5 (toleransi 1/2 - 1 x leatd time normal)) x 2 (Ton ). Buffer efektif digunakan untuk material yang memiliki konsumsi dg quantity besar, Lead Time relatif lama, jarak yang jauh (import), ketersediaan yang fluktuatif (tergantung dg kondisi tertentu, seperti bijih plastik, daging ). Namun untuk material yang mudah didapat, jarak dg suplier relatif dekat, harga relatif stabil, dan item yang relatif banyak, dan slow moving, lebih efektif tidak memiliki buffer, jadi sangat tergantung dengan kemampuan logistic/purchasing. Pertimbangan ini lebih banyak dipengaruhi aspek inventory cost. Anonymous wahhh artikel yang sangat berguna untuk para PPIC, sedikit berbagi pengalaman saya menjadi PPIC disebuah perusahaan consumer goods yang memiliki banyak outlet di indonesia dan mulai merambah ke beberapa negara di asia, kewajiban PPIC diperusahaan saya support permintaan outlet 100% bikin otak harus bekerja super keras dan di putar2, apalagi jika sedang menghadapi event seperti lebaran dan natal, harus menghitung kebutuhan penambahan tenaga kerja, dan seorang PPIC harus bermental baja, untuk menghadapi konflik baik dari produksi, penjualan, finance. Woww banget dehh jadi ppic:D.

Semoga sukses, umumnya bagian PPIC tidak menghitung kebutuhan penambahan tenaga kerja. Yang dihitung sebatas Capacity Requirement Planning/CRP atau kapasitas yang dibutuhkan. Disini peranan Produksi jauh lebih besar, mereka harus menyediakan capacity dari sisi machine dan working hours. Pilihannya cukup 2 saja, jika keterbatasan ada pada machine capacity, maka dilakukan penambahan jam kerja / overtime, jika terbatas pada jam kerja orang, normalnya dilakukan overtime atau jika high season berlangsung dalam waktu lama (>3 bulan, lebih efektif dengan recruitment kontrak (KKWT).

Keputusan terakhir keputusan ini ditangan produksi atas persetujuan PPIC. Tentukan family produk anda, satukan item produk yang memiliki proses yang sama. Capasitas per jam, per shift, per hari di setiap work station/ proses. Jika anda gunakan Excel, kelompokkan proses yang sama dalam satu kelompok data, tapi tetap dalam satu work sheet, gunakan format yang bisa diproses kedalam bentuk pivot untuk dapatkan resume. Tentukan Due date atau Estimate Finish Date untuk setiap Item Proses 5. Buat urutan proses untuk setiap item, lebih mudah jika setiap item sudah memiliki lead time produksi. Namun untuk model Gruping, sepertinya agak sulit, karena kadang satu mesin dipakan untuk beberapa Item dan family produk lain.

Saya baru saja diterima sebagai PPIC staff di pabrik kemasan di mojokerto,kebetulan saya ada di bagian perencanaan produksinya, disana masih masih menggunakan excel, dan tidak ada sistem training yang pas, saya hanya belajar sendiri, tidak ada manual book SOP dll,dan sekarang saya bingung harus mempelajari yang mana dulu?? Dan satu lagi ditempat saya MPS dibuat setiap minggu lalu dikonversikan ke weekly schedule,jadi MPS yang dibuat minngu lalu akan terus berubah karena order baru akan datang setiap minggu, apakah pembuatan mps memang setiap minggu?setau saya MPS dibuat untuk jangka waktu beberapa bulan sekali. Mohon pencerahannya. Dear Bung Ali, Jika menggunakan Excel, pembuatan dan update MPS cukup merepotkan (pada awalnya) jika terbiasa anda akan menikmati. Perubahan/update schedule produksi di MPS diakibatkan oleh bebrapa hal: 1) Turunnya order baru 2) Cancel Order 3) Capasitas produksi tidak sesuai rencana ( naik atau turun secara ekstreem ) 4) Keterlambatan Jadwal kedatangan material 5) produksi tidak bekerja sesuai wequence/urutan yang telah ditetapkan Jika anda memiliki satu diantara sebab diatas, anda harus lakukan update MPS, minimal weekly. Dan harus ada monitoring data progress produksi secara akurat.

Komunikasikan dengan bagian marketing, minimal closing order dilakukan sebulan sekali, cukup sulit untuk menerima order secara weekly, terlebih untuk bagian logistic untuk mendatangkan material/sub material. Tanpa garansi kedatangan material, PPIC akan kesulitan dalam schedulling. Membuat penjadwalan kadang setiap perusahaan memiliki keunikan sendiri. Lebih baik, kita contact by mail, karena terkait dengan confidential data anda. Anda harus memahami type proses produksi apakah make to order atau stock, apakah menganut sistem JIT atau MRP. Push atau pull system. ( silahkan baca di artikel-artikel di blog ini ) Pastikan anda memiliki data Capasity Proses Produksi, LEad Time PRoses,setelah MPS dibuat secara periodic ( weekly atau monthly ), anda harus terjemahkan kedalam daily activity.

Lebih jelasnya silahkan contact di mail saja. Terimakasi atas jawabannya pa, ada beberapa pertanyaan lagi, hehe. Yang akan saya tanyakan kali ini adalah mengenai penjadwalan penggunaan mesin pada perusahaan manufaktur mesin, penjadawalan tersebut kan diatur oleh bagian PPIC, saya minta gambaran mengenai alur proses pembuatan jadwal mesin yang akan digunakan untuk produksi, apabila diasumsikan kebutuhan material telah disiapkan Нэнси Дрю Labyrinth Of Lies Скачать На Русском. ??

Kemudian data apasaja yang dibutuhkan untuk membuat jadawal yang baik?efisien dan efektif tentunya? Kebetulan perusahaan manufaktur ini bersifat jobshop dan melakukan kegiatan produksi berdasarkan make to order., mohon penjelasannya pa:) terimakasi:) oia sebelumnya saya telah menanyakan hal ini pada email bapa:). Dear Bung Anas, Baik itu penjadwalan secara manual maupun dengan software, informasi utama yang diperlukan yaitu lead time. Saya bahas mengenai lead time ini di artikel: Biasanya Design manufacture yang menganut Job Shop agak rumit, karena satu mesin biasanya dipakai untuk memproses beberapa item product yang berbeda. Untuk antisipasinya, lead Time dikelompokkan berdasar proses mesin. Istilah lainnya yaitu di Grouping. Jadi Item produk yang memiliki proses mesin sama dikelompokkan dalam satu Line.

Tinggal capasitas perline tadi dibagi berdasar quota. Jika masih belum jelas bisa contact saya by mail, dan menggambarkan alur proses anda dengan lebih detail.

Dear pak dedy,nama saya cepi, lulusan teknik industri. Menjadi orang yang bertanggung jawab sebagai ppic memang berat.

Itu terbukti saat saya menyusun skripsi S1 saya di teknik industri, terbayang gimana beratnya tanggung jawab menjadi PPIC, harus mengetahui dari mulai pengadaan ketersediaan bahan baku, proses produksi, waktu produksi, sampai barang jadi yang akan di kirim. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan. PPIC mencangkup orang marketing (jumlah produk), gudang pengadaan (ketersediaan raw material), sampai produksi(kapasitas produksi).

Pertanyaannya, selalu ada konflik antara pengadaan dengan produksi dan imbasnya ke orang PPIC, bagaimana solusi yang bijaksana untuk menyelesaikan hal tersebut? Perusahaan yang selalu merubah kebijakan semena-mena, seperti MTS menjadi MTO, padahal penjadwalan produksi sudah di rilis, bagaimana cara membuat reschedulling yang cepat dan tepat. (kasus teman saya sebagai PPIC di industri makanan). Ini lumayan sensitif pak, hehe. Untuk calon karyawan fresh graduad yang ingin bekerja di bagian PPIC industri tekstil. Salery yang cocok brapa pak untuk daerah bandung - cimahi(butuh referensi salery). Karena hampir semua orang tau bagian ini cukup besar tanggung jawabnya dan cukup berpengaruh terhadap kelancaran produksi.

Kalo saya bilang ini bagian mesin penggerak dalam perusahaan. Dear Bung Cepi, Saya cb bantu jawab ya 1) PPIC unik, karena disetiap perusahaan memiliki teknis operasional yang berbeda, meski memiliki main job yang sama. Marketing normalnya tidak bisa mengakses produksi/operasional, begitu pula sebaliknya. Jalur instruksi dan komunikasi harus melalui PPIC. Dalam operasional sendiri, Alur instruksi pengeluaran material harus dilakukan PPIC, karena PPIC bertanggung jawab pada pengadaan stock material dan Reorder.

Jadi In - Out material harus dikontrol sepenuhnya oleh PPIC. Jika tidak, segera koreksi sistem anda. Dan paksa semua pihak mengikuti prosedure baku ini. Harus diingat, produksi memiliki kepentingan terhadapa suplay material terkait dengan upaya menutupi kegagalan proses. Semakin mudah mereka mengakses warehouse, akan berdampak pada tidak terkendalinya biaya material. Dan biaya penggunaan material ini ada dibawah kendali PPIC. Oleh karena itu biasanya PPIC yang meminta dan mengkoordinir dilakukannya Stock Opname.

Permasalahannya bukan MTS dan MTO. Pada prinsipnya semua order yang harus diarrange PPIC harus disechedulkan. Karena keterbatasan kapasitas produksi, untuk item produk yang fast moving, Marketing minta dibuatkan stock. Barangkali ini yang anda kira MTS.

Ini sangat normal. Jadi selama ada PO dari Marketing perusahaan masih tidak keluar dari konsep MTO. Kecuali PPIC sendiri yang memutuskan membuat Stock tanpa persetujuan marketing, ini yang melenceng dari konsep MTO ( dan JIT ). Pembuatan Master Schedule dibuat perperiode, dan harus selalu update mengikuti perkembangan. Jika anda menggunakan Excel yang harus extra, berbeda jika perusahaan sudah menggunakan sistem terintegrasi dengan software. 3) Maaf saya tidak bisa menjawab ini, karena dari sudut pandang masing-masing bagian, pasti menganggap bagian merekalah yang terpenting. Di tingkat operasional ( PPIC, Produksi, Logistic, Engineering ) setahu saya di manufacture memiliki standard yang sama, bedanya ada di percepatan kenaikan karirnya.

Anonymous salam PPIC Lovers Nama ane Muhammad Arham Basicly PPIC 1 Supply Chain Management:biasanya Seorang Ahli PPIC atau staf inventory control dibawahi langsung oleh SCM departement:(Departemen rantai pasok)departemen ini sangat bepengaruh luas tentang aktififtas PPIC mulai dari tahap planning sampai pada cutomers satisfaction. 2.demand planner (demand team) seorang demand Planner harus mengetahui aktifitas PPIC,kapasitas produksi,JIT Just in time,raw material,forecast analist,demand market,lead time produksi. 3.Forecaster: Forecaster adalah istilah lain dari PPIC staf,biasanya akurasi forecast menjadi KPI bagi seorang PPIC dalam job descriptionya,semakin tinggi akurasi forecast dalam perencanaan maka hasil yg dicapai akan maksimal,(konsep make to order )ERP ataupun lot size.hal hal yang menjadi pertimbangan dalam forecast: 1 identifikasi product,lead time,delivery,warehouse oprations,demand market,positioning product,promotion,dan historical sales vs target sales. 4.kanban kanban adalah bahasa jepang:kartu kontrol utk menetukan jumlah persediaan (kanban system) dengan adanya kanban diharapkan menghilangkan semua aktifitas yg tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yg dihasilkan,menjaga kualitas,mendorong perbaikan. Jenis kanban: 1.kanban produksi menentukan jumlah produksi pada proses sebelumnya. 2.kanban penjualan untuk membertahu pemasok agar mengirimkan komponen atau bahan yg diperlukan utk produksi 3.kanban penarikan utk mengetahui jumlah yg hrus diproduksi pada proses sebelumnya. PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/ alira dana” & kinerja bagian produksi secara umum Fungsi PPIC Men-sinergi-kan kepentingan marketing dan manufacturing Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (marketing, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.

Syarat agar PPIC bisa bekerja optimal Ada rencana Sales dari marketing Department Ada formula standard dari semua produk Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja Ada standard yield dari semua produk Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor. Menurut saya pengaruhnya sangat besar, Soft ware ERP baik itu SAP, X2, dll adalah soft ware yang menurut saya yang akan memudahkan kierja semua lini termasuk PPIC, Coba bayangkan anda akan dengan mudah mengakses hasil produksi tiap menit tiap detik sehingga fungsi PPIC sebagai Controlling akan semakin kuat karena jika ada suatu yang tidak sesuai akan lebih cepat ketahuan.

Biasanya Software2 ERP sudah dilengkapi dengan forecast sehingga ini akan memudahkan kita untuk membuat suatu perencanaan Jika pertanyaannya apakah setelah ada software ERP kita masih perlu PPIC la itu baru menarik. Menurut saya jawabnya masih sangt perlu karena Software adalah diibaratkan alat bantu/mesin dimana perlu seseorang dalam hal pengambilan keputusan, disinilah fungsi PPIC akan berperan besar dalam hal kelancaran proses manufaktur. Oya saya ucapkan selamat jika anda sudah menggunakan Software ERP yang sudah terintegrasi karena masih banyak kawan2 kita yang masih manual menggunakan 'EXEL ' BTW yang penting adalah kemampuan kita dalam mengorganisasi proses manufaktur agar berjalan dengan baik bukan sekdar software yang keren Maju Terus PIC By Banjar Edi S. Setuju sekali meskipu banyak tori2 yang disampaikan tentang PPIC ada 2 hal penting yang bisa digaris bawahi yaitu 1.

Planning dan Controlling dua itu adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para leader dan memang PPIC menurut saya adalah Lead dari proses manufactur 2. Komunikasi yaitu sarana tepat guna merealisasikan planning serta sarana untuk merealisasikan segala improvement hasil dari Controlling kalau boleh saya tambahkan satu lagi Improvement seperti yang telah diungkapkan diatas oleh Pak Dedy ' PPIC bisa sebagai Role maker' ingat karena ada fungsi planning dan controlling maka PPIC adalah alah satu departemen utama dalam pelaksanaa program2 improvement di perusahaan terutama di lini manufaktur jika anda ingat falsafah Kaizan maka anda pasti ingat Plan-Do-Check- Action (PDCA) dan Standardize-Do-Check-Action (SDCA) Mohon masukkannya Banjar Edi S. Jika boleh memberikan masukkan 1. Mulailah dengan mengetahui permintaan pasar belajar forecasting (peramalan) 2. Setelah mengetahui expetasi permintaan pasar analisa fluktuasi permintaan/penjualan dan cari strategi yang cocok untuk sistem manufaktur yang akan dijalankan apakah maketo stock, make to order, make to demand, ataukah make to design.

Jika anda sudah mengetahui jpola permintaan pada point 2 saya rasa anda akan mudah untuk membuat strategi yang optimal, saya sarankan mulailah dengan membuat perencanaan agregat. Hasil dari Aggregate planning tersebut kemudian ditarik sebagai pembuatan MRP dan MPS 5.

Setelah membuat MRP dan MPS saya rasa anda sudah bisa membuat schedul detil per harinya atau WO yang akan dijalankan. Demikian sekilas dan singkat agar anda bisa memahami PPIC degan mudah menurut saya.

Ada baiknya anda perkuat dengan inventory & warehouse management. Kalau secara detil pasti akan panjang dan saya rasa materi serta tanggapan rekan2 diatas cukup mumpuni. Menurut saya Artikel dari Pak Dedy ini bukan hanya sekedar menarik namun bagi saya yang telah berkecimpung didunia industri dan kebetulan memiliki basic di PPIC artikel ini cukup memadai dan boleh saya bilang sebenarnya lebih kearah mereka yang telah berpengalaman atau memiliki basic skill PPIC yang cukup mumpuni, wajar jika temen2 yang baru mulai atau berniat menimbal ilmu untuk pertamakalinya dan membaca artikel ini mkn sekali lagi 'mungkin' sedikit kesulitan. BTW artikel ini sangat bagus dan kandungan materinya cukup berbobot.

Semoga kelak suatu hari nanti ada wadah yang bisa mengorganisasikan para praktisi PPIC disuluruh Indonesia, sehingga bisa meningkatkan komunikasi dan juuga perkembangan ilmu PPIC serta bisa menyumbang bagi kemajuan bangsa khususnya dibidang industri Sekedar Info aja bagi temen2 yang mau belajar detai tentang PPIC anda bisa baca2 bukunya teman2 kita yang kuliah di Teknik Industri disana ada mata kuliah yang mengupas tuntas tentang PPIC bahkan sampai 6 sks (3 sks per semester) dan juga sangat banyak mata kuliah lain yang juga menunjang mata kuliah tentang PPIC Best regards Banjar Edi Satoto. Anonymous nama saya dewi, saya baru lulus kuliah jurusan manajemen administrasi tapi sya sekarang baru akan memulai karir saya di bagian PPIC, jujur saya masih sangat awam dan tidak paham,, tolong beri tahu saya apa yang harus saya pelajri di awal agar saya mudah mengerti dan mengetahui apa yang harus saya kerjakan, biasanya softwere apa saja yang di gunakan?

Mohon sekali bantuannya,, saya baru akan memulai karir saya menjadi PPIC di manufactur kosmetik. Mail bapak apa ya? Karena bnyak hal yang ingin saya tanyakan. Pradiantari selamat pagi.mas mau minta saran, saya saat ini bekerja di PPC di perusahaan perakitan hardware, disini lebih fokus pada man power (kapasitas operator di tiap proses), yang menjadi kendala saya adalah saya diminta untuk membuat kapasitas man power berdasarkan order yang flexible datangnya (tetap mengaju pada kualitas juga tentunya), dan semua itu disajikan dalam bentuk laporan monitoring produksi dari tiap proses dan operatornya serta ukuran produktivitasnya.menurut mas bagaimana seharusnya bentuk laporan yang disajikan??? Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.