Statistik Teori Dan Aplikasi Ebook Readers
( jurnal diabetes melitus file type; pdf). 111-152 111-148. Kalyan matka open today. Kata kata tentang cinta. Download Ebook Copyright © 2012 Download Ebook. Download our download ebook statistik sudjana eBooks for free and learn more about download ebook statistik sudjana. These books contain exercises and tutorials to improve your practical skills, at all levels!
Sudah lama saya ingin membuat chat bot di platform line. Sejak tahun lalu saya punya ide untuk membuat bot werewolf versi line. Sayangnya karena beberapa kegiatan pembuatan bot tertunda.
Perlu waktu lama untuk menyelesaikan bot ini. Pertama karena keterbatasan API line saat itu.
Pada saat itu, line belum mengizinkan bot untuk tahu userId mana yang berbicara di dalam sebuah grup. Yang kedua, karena bot werewolf telegram opensource yang ada di github ditulis dalam C#. Padahal saya sangat jarang menyentuh C#.
May 04, 2017 Ivo added it. Jul 31, 2017 Rey Hocky marked it as to-read. Aug 01, 2017 Alviana marked it as to-read. Aug 11, 2017 Sekar Mumpuni added it. Aug 13, 2017 Mayang Sari marked it as to-read. Aug 30, 2017 Adesty Lasally marked it as to-read. Sep 15, 2017 Lufia Ulva is currently reading it. Sep 23, 2017.
Tidak ada bot werewolf yang murni ditulis dalam bahasa Javascript/NodeJS. Maklum, sebagai FrontEnd Engineer sehari-hari saya berinteraksi dengan javascript. Mau gak mau saya harus bikin dari 0.
Yang ketiga, keterbatasan device. Game sejenis werewolf melibatkan banyak orang. Bagaimana caranya kita bisa menguji botnya jika kita hanya memiliki 1 device / Handphone? Bagaimana mensimulasikan interaksi beberapa orang sekaligus jika kita hanya punya 1 handphone? Hingga sekitar 4 bulan yang lalu, saya akhirnya berhasil menyelesaikan bot werewolf. Awalnya saya ingin mengikutsertakan bot ini untuk kompetisi LineCreativate. Berikut ini video demo line messengger.
(Special thanks for those beta testers) Satu hari, adik saya menyodorkan bot lain yang memiliki konsep sama. Bot werewolf telegram yang diport ke line messenger. Seketika itu juga niat saya untuk mengikutsertakan bot ini ke kompetisi tsb hilang. Akhirnya saya putar halauan. Berbekal pengalaman pribadi saat travelling kelompok, saya menemukan beberapa masalah.
Pertama, untuk perhitungan hutang piutang. Saat travelling berkelompok, saya sering menalangi / ditalangi teman. Hampir di setiap akhir perjalanan kita pusing menghitung siapa yang hutang ke siapa sejumlah berapa. Kedua, saat proses planning travelling, saya sering kehabisan ide ingin melakukan apa di kota yang saya tuju. Saya harus buka browser, riset ide di browser dan mengcopy-paste link catatan perjalanan yang saya temukan ke line messenger.
Hal ini sangat merepotkan Ketiga, saya sering lupa membawa benda benda tertentu. Misalnya charger handphone. Dengan petimbangan masalah-maslaah ini akhirnya saya memutuskan untuk membuat bot personal travel assistant.
Bot ini saya ikutsertakan dalam kompetisi LineCreativate dengan nama Trip.AI. Kamu bisa membaca cara menggunakan Trip.AI di sini Berikut ini video demo penggunaan Trip.AI Di hari-hari terakhir, saya mendapatkan pengumuman bahwa lombanya diperpanjang 1 minggu. Akhirnya dalam 1 minggu terakhir saya membuat game sederhana. Entah apa nama game ini, yang saya tahu dulu sangat populer waktu saya masih kecil.
Dalam permainan ini kamu diminta untuk menebak 4 digit angka. Kamu bisa menebak sampai 16 kali. Di setiap tebakan, kamu akan diberikan petunjuk berapa angka yang sama dan berapa angka yang posisinya sudah benar.
Sayangnya saat saya ingin mendaftarkan bot ini, ternyata pendaftaran sudah ditutup. Meskipun begitu kamu tetap bisa memainkan bot-bot ini.
Berikut ini video demo permainanya: Tertarik untuk mencobanya? Silahkan japri saya saja Selamat bermain bot.:) Mohon doanya juga buat lombanya huehehehe. Epilog - Lesson learned & Geek Notes Ada banyak pelajaran yang saya pelajari saat mengembangkan bot ini. Modularitas itu penting Di fase awal-awal saya membuat bot, saya sering mengabaikan prinsip ini. Saya sering membuat program dalam 1 file dengan alasan malas membuat file baru. Terbukti setelah ditinggal 1 bulan, saya tidak bisa paham kode yang saya tulis sendiri. Jangan abaikan teori Saat kuliah, saya tidak paham mengapa ada matakuliah Teori Bahasa dan Otomata.
Materinya sederhana, saya masih ingat bukunya ditulis oleh Jeffrey Ullman. Belakangan saya baru tahu bagaimana teori-teorinya, meski sederhana tapi sangat penting. Beranikan diri buka kode sumber library yg digunakan Saat saya membuat game werewolf, saya hanya memiliki 1 buah handphone. Lantas, bagaimana caranya agar saya dapat mensimulasikan interaksi beberapa orang jika hanya memiliki 1 handphone? Akhirnya saya coba oprek source library line.
Saya ubah behaviornya agar tidak melakukan request ke server line, melainkan melakukan request ke mock server Line bikinan saya sendiri. Selain itu saya ubah kode library line agar membypass pengecekan Line signature sehingga saya bisa menguji bot saya hanya dengan postman. Dengan demikian kamu bahkan bisa membuat bot tanpa harus punya handphone. Tertarik mengembangkan werewolfnya? Kodenya available di github (), silahkan buat pull request jika ingin mengimplementasikan fitur-fitur yg belum sempat ditulis. Jangan lupa kasih star di github jika merasa terinspirasi:). Trip.AI adalah bot line messengger personal travel assistant yang membantu kamu dalam mengatur trip kelompok.
Trip AI memiliki beberapa perintah dasar /Join Sebelum menjalankan seluruh perintah yang ada, kamu harus meng-Add bot ini sebagai friend DAN *menjalankan perintah /join* di group chat travel mu. Karena alasan teknis, bot ini tidak bisa mengenali user yang belum meng-Add DAN *menjalankan perintah /join* di group chat.
Join berfungsi untuk mendaftarkan kamu sebagai peserta “trip” agar dapat perintah yang kamu tulis dapat diproses oleh Bot. Create Speding Create spending digunakan untuk mencatat pengeluaran kelompok kamu.
Saat masuk ke mode create spending, bot hanya akan mendengarkan user yang menjalankan create spending. Untuk meng-cancel proses pencatatan pengeluaran, cukup ketik `/reset`. Tentunya perintah `/reset` harus dijalankan oleh orang yang menjalanakn create spending (karena bot hanya mendengarkan user tsb). Dalam mode create spending, kamu akan dibimbing beberapa pertanyaan dasar. • Apa nama pengeluaranya? • Berapa total biayanya?
• Siapa saja yang menggunakan pengeluaran tersebut? Apakah semua orang ikut merasakan pengeluaran tsb? • Untuk setiap orang yang dijawab di poin 3, berapa jumlah pengeluaran setiap orang?
Apakah pengeluaranya sama rata? • Siapa saja yang membayar pengeluaran tersebut? Apakah semua orang membayar? • Untuk setiap orang yang dijawab di poin 5, berapa jumlah uang yang mereka bayar? • Apakah jumlah yg dibayar sama rata?
Agar lebih jelas, saya akan membuat contoh kasus bagaimana menjawab pertanyaan bot dalam mode create spending. Misalkan, ada 3 orang A, B dan C.
Pada saat mereka travelling, mereka makan siang. A makan baso seharga 15.000, B makan Ayam geprek seharga 20.000 sementara C karena masih kenyang dia tidak ikut makan. Karena satu hal, A lupa membawa dompet sehingga dia meminjam uang ke B & C. Pada saat membayar di kasir, A hanya mengeluarkan uang 5.000 sementara B mengeluarkan uang 25.000 dan C mengeluarkan uang 5.000. Dalam contoh kasus diatas, Input yang benar adalh 1. Apa nama pengeluaranya? Makan siang 2.
Berapa total biayanya? 15.000 + 20.000: 35.000 3. Siapa saja yang menggunakan pengeluaran tersebut? A & B saja (C gak ikutan makan). Secara default bot mengasumsikan semuanya ikut makan siang, jika ada sebagian yang tidak ikut makan siang seperti dalam kasus ini, kamu harus menjawab tidak dan kamu akan diminta untuk memasukan traveller mana saja yang ikut makan siang.
Jika semua orang makan siang kamu bisa jawab ya Dalam kasus ini, hanya Dian dan Harits yang makan siang, jadi saya memasukan nomor urut Dian dah Harits angka 1 2. Untuk setiap orang yang dijawab di poin 3, berapa jumlah pengeluaran setiap orang? A: 15.000 B: 20.000 Bot akan bertanya pengeluaran masing-masing orang. Kamu bisa memasukanya satu persatu. Siapa saja yang membayar pengeluaran tersebut? A B & C mereka semua mengeluarkan uang Bot akan bertanya, siapa saja yang membayar pengeluaran itu?
Dalam kasus ini setiap orang mengeluarkan uang. Jadi kamu bisa menjawab YA. Jika ada sebagian orang yang tidak ikut mengeluarkan uang, kamu harus menjawab tidak 6. Untuk setiap orang yang dijawab di poin 5, berapa jumlah uang yang mereka bayar? A: 5 B: 25 C: 5 Karena kita menjawab, semua orang membayar, bot mengasumsikan bahwa semuanya membayar dengan jumlah yang sama (patungan). Artinya pengeluaranya akan dibagi 3 (sejumlah orang yang ikut bayar). Dalam kasus ini karena pembagianya tidak sama rata, kita harus menjawab “ tidak” lalu kita akan ditanya pengeluaran masing-masing orang.
Terakhir bot akan melakukan konfirmasi apakah sudah benar Tekan Ya jika merasa sudah benar atau Tidak jika ingin mengedit lagi /debts Perintah ini digunakan untuk melihat hutang piutang antar kelompok, bot akan mengeluarkan hasil seperti ini: /ListSpending List spending berfungsi untuk melihat daftar pengeluaran kelompok /ViewSpending View spending digunakan untuk melihat detail pengeluaran kelompok. Format perintah viewspending berbeda dengan format perintah /deletespending. /DeleteSpending Delete spending digunakan untk menghapus pengeluaran kelompok. Pertama-tama kamu harus mengetik `/deletespending`, lalu bot akan bertanya pengeluaran mana yang akan dihapus. /Suggestme Suggestme digunakan untuk meminta saran rekomendasi apa yang harus dilakukan di kota yang kamu tuju.
Kamu harus mengetik `/suggestme` lalu bot akan bertanya kota yang ingin dituju. /checkweather checkweather digunakan untuk melihat cuaca di kota yang kamu tuju. Kamu harus mengetik `checkweather`, bot akan bertanya di kota mana yang ingin dicek cuacanya dan Prediksi cuaca tanggal berapa yang ingin dicek cuacanya.
/remindme to on Kamu harus mengetik /remindme to on. Contohnya /remindme to print ticket on 10:00. Maafkan kami bukalapak, Sekitar 1 bulan yang lalu, bukalapak mengumumkan sebuah kompetisi antar para developer yang diberi nama. Terus terang, awalnya saya tidak terlalu tertarik karena prosesnya cukup panjang (harus mengumpulkan video dll.). Tapi setelah saya melihat endpoint Api yang dibuka oleh bukalapak, saya merasa tertantang dan melihat beberapa potensi. Pada akhirnya saya membentuk tim bersama Habib Ridho dan Aldi Doanta.
Ada beberapa hal yang saya amati saat berjualan di bukalapak. Dulu, bukalapak menggunakan sistem keyword push (promosi berdasarkan kata kuci pencarian).
Sayangnya, setelah beberapa pelapak menggunaan dengan tidak semestinya, bukalapak mengubah kebijakan keyword push ini menjadi promoted push (baca press release resminya ). Dengan sistem yang baru ini, pelapak harus menentukan. Disinilah timbul masalah karena pelapak menentukan nilai bidding berdasarkan intuisi. Sialnya, jika nilai bidding tidak tepat, pelapak akan sangat cepat membakar uang. Sebagai contoh kasus, berdasarkan logger data kami, lapak dalam satu hari bisa dikunjungi hinggal 10.000 calon pembeli. Asumsikan ada 20% calon pembeli yang mengunjungi lapaknya, datang dari promoted push. Jika dia melakukan bidding 1.000 rupiah setiap kali ada orang yang mengklik iklanya, berarti dalam 1 hari dia punya potensi kehilangan 10.000 calon pembeli * 20% * 1.000 rupiah = 2 juta rupiah/hari. Angka yang cukup fantastis bukan? Selain permasalahan menentukan berapa jumlah bidding yang terbaik, kapan melakukan bidding pun menjadi persoalan lain.
Fitur dashboard paling premium yang dimiliki bukalapak tidak memberikan petunjuk sama sekali, hari apa yang paling sedikit pengunjungnya sehingga perlu dilakukan push(promosi). Sekali lagi, jika dilakukan dengan asal-asalan, maka pelapak akan sangat cepat membakar uang. Note: silahkan aktifkan subtitle, penjelasanya ada di subtitle youtube Disinilah kami merasa ada yang harus diperbaiki. Pertanyaanya, bagaimana seller bisa melakukan efisiensi-efisiensi untuk mencapai profit paling maksimum. BukaAnalytics adalah dashboard dan tools yang dapat membantu melakukan efisiensi-efisiensi tersebut.
Kami merancang algoritma khusus yang mampu menentukan berapa bid terbaik yang paling efisien, harga paling optimal, dan kapan waktu terbaik untuk melakukan promosi. Sebagai penutup, saat kesuksesan tim lain diukur dari seberapa banyak orang yang sebelumnya tidak menggunakan bukalapak berubah menjadi menggunakan bukalapak, definisi kesuksesan kami berbeda. Kesuksesan aplikasi kami ditentukan seberapa banyak orang yang awalnya menggunakan fitur premium bukalapak, meng-cancel subscription premium sellernya / mengurangi budget pushnya karena mereka tau bisa melakukan efisiensi-efisiensi tanpa harus menggunakan dashboard premium seller bukalapak. Sekali lagi, maafkan kami bukalapak. Catatan akhir kalau kamu pelapak atau kenal dengan orang yang berjualan di bukalapak, silahkan forward informasi ini tolong kenalkan saya dengan mereka.
Kami butuh volunteer untuk mencoba aplikasi yang kami buat. Silahkan hubungi saya di sini: atau Update Sekarang kamu bisa mengakses sebagian tools untuk riset pasar di web, silahkan akses di, silahkan buka di gooogle chrome. Ini teasernya. Setiap kali saya pulang dari jakarta ke bandung saya selalu menggunakan bis. Semenjak jembatan cisomang bergeser, saya menjadi malas pulang ke bandung karena rute bis diputar melewati purwakarta. Saya pernah berangkat dari jakarta pukul 8 malam dan sampai di rumah jam 4 shubuh bertepatan dengan azan.
Hingga satu saat, salah satu teman saya memperkenalkan saya dengan komunitas/Aplikasi Nebengers. Buat saya, aplikasi nebengers ini menjadi solusi terbaik untuk saya yang mencari alternatif transportasi ke bandung dari jakarta. Sayangnya, untuk menggunakan nebengers harus menginstall aplikasi terlebih dahulu di handphone. Karena hape saya masih butut, hape saya tidak muat lagi diinstall aplikasi tambahan. Beruntung ada tablet yang bisa saya pasang aplikasi nebengers.
Meskipun begitu saya masih kesulitan menggunakan nebengers karena repot harus membuka tablet terlebih dahulu. Saya masih belum menemukan cara meminta tebengan via web. Nebengers belum seperti whatsapp yang dapat digunakan di komputer dengan hanya membuka web.whatsapp.com. Oleh karena itu, di akhir pekan saya mendedikasikan diri untuk membuat web nebengers unofficial. Setelah beberapa pekan akhirnya web unofficial nebengers jadi.
Kamu bisa mengunjunginya di. Karena hanya dibuat di akhir pekan, tidak seluruh fitur di nebengers ada. Web nebengers ini hanya media saya belajar sekaligus juga berupa prototipe Proof of Concept dari aplikasi nebengers. Untuk menggunakan web nebengers ini, pertama-tama kamu harus membuat akun nebengers menggunakan email (bukan sign-in dengan gmail/facebook) melalui aplikasi nebengers di hape.
Selanjutnya kamu bisa login menggunakan akun yang siudah dibuat pada dan melihat-lihat daftar tebengan yang ada. Jika kamu tertarik untuk mengajukan tebengan, silahkan klik detail dan pesan tekan tombol pesan tebengan. Perhatikan gif diatas. Sekarang kita bisa meminta tebengan via web semudah menggunakan whatsapp via web.
Mudah-mudahan bermanfaat juga untuk yang lainya. Silahkan bagikan informasi ini untuk teman-temanmu yang mungkin membutuhkan. Catatan akhir • Disclaimer, saya tidak menerima hadiah apapun dari nebengers. Saya melakukan hal ini semua murni untuk memudahkan saya pribadi dalam mengakses nebengers. • Jika tertarik untuk mengembangkanya, silahkan fork code saya di github () atau hubungi saya secara personal. • Kode servernya dijamin bersih (), silahkan di-fork untuk dikembangkan. Alhamdulillah weekend ini berhasil menyelesaikan buku kecil tentang tutorial membuat website untuk himpunan / unit kegiatan mahasiswa.
Jika teman-teman ingin membacanya silahkan baca/download dari: silahkan share jika dirasa bermanfaat, barangkali ada di lingkungan / organisasi kampus teman-teman membutuhkan. Terakhir, mau special mention ucapan terimakasih untuk internet kosan Didin, Fajrus dan Aji.
Moga internet kosanya bisa terus kenceng bermanfaat untuk dota hal-hal produktif lainya. Semoga bermanfaat. Kali ini saya mau membagikan pengalaman saya bagaimana cara membaca buku gratis baik cara legal maupun cara ilegal. Semuanya saya pernah lakukan sewajarnya, sebatas memenuhi kebutuhan pribadi saya saja, bukan untuk mencari keuntungan di dalamnya dengan menjual kembali buku-buku tersebut. Saya pribadi setuju bahwa pengetahuan itu harus disebarkan tanpa dibatasi meskipun sebenarnya di satu sisi kita harus menghargai hak intelektual seseorang. Oleh karena itu, Use It Wisely!
Saya tidak bertanggung jawab segala resiko yang timbul akibat penyalahgunaan cara-cara ini. • Coba cari judul buku di perpustakaan online (Ilegal). Dulu saya sangat sering mendownload buku di Library.nu. Sayangnya sekarang library.nu sudah ditutup. Alternatifnya, coba gunakan beberapa website ini: • library genesis paling lengkap dibanding yang lain. Biasanya libgen juga memuat link download di beberapa tempat mendownload buku yang lainya seperti bookfi dan bookzz. • Meskipun tidak selengkap library genesis, ebokee juga cukup banyak memiliki koleksi ebook.
Ada yang fiksi maupun non-fiksi. • Buat kamu yang mau belajar coding dari nol dengan membaca buku, website ini jadi website wajib untuk kamu kunjungi. Isi website ini sangat luas meliputi berbagai kemampuan programming mulai dari membuat aplikasi mobile, games hingga membuat website atau mengurus server. • Jika kamu ingin mencari paper penelitian, coba cari disini. Sci-hub adalah repositori online penelitian sain. Sci-hub.io didirikan oleh Alexandra Elbakyan, seorang mahasiswi kazakshtan yang memiliki misi untuk menyebarkan pengetahuan seluas-luasnya.
Informasi lebih lengkap mengenai sci-hub.io bisa dibaca disini:. UPDATE: Kemarin saya pernah mencoba mengakses sci-hub.io tapi diblokir. Silahkan follow update terbaru sci-hub.io di akun resmi twitternya () karena mereka akan selalu mengupdate bagaimana cara mengakses sci-hub jika di blokir di sana.
• List yang lebih lengkap bisa dibaca disini: • Gunakan torrent (Ilegal) Satu hal yang pasti sebelum menggunakan torrent, kamu harus berhati-hati saat menggunakanya. Banyak iklan-iklan di sidebar website torrent yang cukup “mengganggu”. Jadi, agar lebih aman gunakan adblock sebagai lapisan tambahan agar tidak terganggun dengan iklan-iklan di sidebar website torrent. Satu hal yang sudah menjadi rahasia umum adalah resiko virus di file torrent kamu.
Jadi, agar lebih aman jangan lupa untuk membersihakan file yang di download dengan antivirus kesayanganmu. Untuk menggunakan torrent, pertama-tama install terlebih dahulu torrent clientnya. Saya pribadi menggunakan utorrent (). Selain utorrent, ada juga torrent client lainya seperti bittorent, atau jika kamu menggunakan linux, Selanjutnya kamu bisa coba cari judul buku yang ingin kamu baca di website pencari torrent seperti: • • • • list websit pencari torrent lainya bisa dibaca disini: • Gunakan Meta Search Engine (Ilegal) Apa itu meta search engine?
Meta search engine adalah mesin pencari yang menggunakan mesin pencari lainya. Meta search engine akan mengumpulkan / melakukan agregasi informasi sehingga hasil pencarian lebih kaya. Informasi lebih lengkap tentang metasearch engine bisa dibaca disini:. Berikut ini adalah contoh-contoh website meta search engine: • (sudah mati) • • • • Cari menggunakan Search Engine lain selain google (Bisa Legal/Ilegal, bergantung apa yang dicari) Google mengubah algoritmanya untuk mengurangi upaya pembajakan dengan mengurangi ranking urutan website-website pembajakan. Akibatnya website-website pembajakan mungkin tidak akan muncul atau kalaupun muncul tidak akan ada di halaman pertama google.
Untuk memperkaya hasil pencarian kamu, kamu bisa menggunakan beberapa search engine alternatif lain selain google. Dan ini sedikit cuplikan perbandingan antara duckduckgo dengan google(diambil dari infographic milik opticallocal) Berikut ini alternatif-altenratif search engine selain google: • • (berbasis di russia) • • Baca dari perpustakaan (Legal) Sekarang, perpustakaan sering dianggap sebelah mata. Hanya karena seluruhnya berusaha berubah menjadi digital bukan berarti metode analog seperti mencari buku di perpustakaan tidak bisa memenuhi kebutuhan kita. Saya pernah menemukan buku bagus berjudul “Blue Ocean Strategy” di perpustakaan kampus. Tidak hanya itu, bahkan rekan saya bisa meminjam buku “Lean Startup” karya eric ries dari perpustakaan ITB. Saya tidak pernah menduga sebelumnya bahwa buku-buku ini bisa saya temukan di perpustakaan kampus karena buku ini adalah buku impor yang cukup mahal. Tambahan, jangan remehkan juga perpustakaan daerah yang dibangun oleh pemerintah.
Saya pernah takjub melihat ensiklopedia britanica di perpustakaan daerah bandung. Buat kamu yang berdomisili di bandung, perpustakaan daerah bandung ada di Jl Kawaluyaan (pusat) / soekarno hatta(deposit). Buka senin-sabtu dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Info lebih lengkap bisa cek: • Minjem buku dari temen (Legal Banget) Satu waktu, saya pernah melihat sebuah buku yang di bagian belakang halaman bukunya si penulis mengizinkan bukunya di-fotokopi / disebarluaskan. Alasanya, karena menurut statistik si penulis, kerugian terbesar penerbit buku bukan karena ada yang membajak bukunya dengan di-fotokopi. Kerugian terbesarnya karena ada pemilik buku yang meminjamkan bukunya ke temanya.
Entah fakta tersebut benar atau tidak tapi meminjam buku dari teman adalah cara paling legal dan paling gratis. Khusus Scientific Paper • Manfaatkan grup facebook paper exchange (ilegal) Beberapa bulan yang lalu entah bagaimana saya dimasukan ke grup facebook paper exchange. Di dalam grup tersebut kita bisa melakukan request paper atau membantu orang lain memenuhi paper requestnya. Intinya grup facebook ini memfasilitasi • Coba cari di google scholar (Legal) Kadang-kadang penulis paper masih menyimpan salinan naskah paper di website pribadi / universitasnya. Google scholar mungkin membantu kamu mencari paper yang kamu inginkan!
• Gunakan Fasilitas kampus (Legal) Biasanya pihak kampus menjalin kerjasama dengan penerbit paper. Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu tentang hal ini.
Sebagai contoh, di kampus saya, ada fasilitas download order khusus untuk paper-paper yang berbayar. Jadi prinsip kerjanya, kita bisa meminta tolong kepada petugas perpustakaan pusat untuk mendownload paper berbayar dengan mengisi form tertentu. Selanjutnya petugas akan memberikan paper tersebut kepada kita. Jadi, ayo coba dicek lagi Sekali lagi, saya ingatkan untuk menggunakan cara-cara ini sewajarnya. Saya tidak bertanggung jawab atas resiko yang muncul akibat penyalahgunaan cara-cara yang ilegal. Use it wisely, Do it with your own risk! Dulu, saya sempat ragu antara mengambil tes IELTS langsung atau justru saya mengambil les IELTS terlebih dahulu.
Alasanya sederhana, saya tidak mau mengambil tes IELTS dua kali. Targetnya, saya hanya mengambil IELTS sekali dan langsung masuk batas minimum IELTS yang dibutuhkan. Kenapa Harus IELTS? Sebelum masuk ke poin inti, saya mau membahas dulu kenapa kita harus mengambil tes IELTS. Setiap orang punya alasan masing-masing kenapa mengambil IELTS. Kebanyakan karena ingin melanjutkan studi dan menjadi syarat penerimaan sekolahnya. Tapi, buat saya, mengambil tes IELTS adalah modal awal persiapan untuk kesempatan-kesempatan di masa depan.
Saya sering menemukan kesempatan dadakan seperti fellowship dengan deadline yang mepet. Ibarat membuat passport, saat kita sudah siap dari jauh-jauh hari, kalau ada kesempatan dadakan, setidaknya kita sudah punya modal agar langsung berangkat. Selain itu, saya lebih sering mendengar orang mudah mendapatkan nilai IELTS dibandingkan nilai TOEFL IBT.
Ya ini mungkin faktor subjektif yang hanya ada di lingkungan saya saja. Tapi kalau boleh berargumen hal ini cukup wajar mengingat jawaban di IELTS adalah isian, bukan pilihan ganda seperti TOEFL. Saat soalnya pilihan ganda, kita lebih mudah terjebak karena bisa jadi alternatif jawaban lain juga muncul dalam teks/section listening yang kita dengarkan. Jawbaanya kadang masih bisa diperdebatkan.Karena jawabanya implisit, biasanya kita jadi ragu dan bimbang. Sebagai tambahan, IELTS menilai seseorang dengan membulatkan ke atas. Tentunya hal ini membuat kita menjadi lebih mudah mendaptkan nilai tinggi. Triknya, jika kamu lemah di satu bagian, selama kamu bsia cukup baik tampil di bagian lain, nilai kamu bisa tetap bagus.
Speaking IELTS juga lebih manusiawi karena kita berhadapan langsung dengan native speaker. Akibatnya bentuknya bisa lebih toleran dibandingkan dengan speaking TOEFL IBT yang menggunakan mesin perekam suara. Jika kita kelebihan speaking di TOEFL, speaking kita secara otomatis terpotong dan justru mengurangi nilai. Saya belum bisa membandingkan IELTS dengan TOEIC karena saya belum pernah mengambil tes TOEIC.
Tapi, sejauh yang saya dengar, pada saat tes TOEIC kita akan disodorkan 200 pertanyaan yang diselesaikan dalam waktu 120 menit. Artinya kita harus berpikir ultra cepat. Satu soal harus dijawab dalam waktu 36 detik. Tentu sangat melelahkan. Sayangnya tes IELTS jauh lebih mahal dibandingkan tes-tes lainya.
Kita harus membayar biaya 205 dollar sementara TOEFL IBT hanya terpaut 10 dollar lebih murah (195 dollar). Kalau TOEIC, sejauh yang saya pernah dengar dari teman saya, kita cukup merogoh kocek sekitar 700 ribu (kalau gak salah). Karena biaya tes IELTS yang mahal inilah membuat orang ragu apakah mereka akan langsung mengambil IELTS atau justru mempersiapkan diri melalu les IELTS terlebih dahulu.
Padahal jika dibandingkan, kadang-kadang biaya untuk meyiapkan IELTS bisa sampai setengah dari biaya tes IELTS sendiri. Tentunya ini jadi faktor yang membuat keputusan mengambil / tidak mengambil les IELTS menjadi berat. Mengapa kita mungkin tidak membutuhkan les IELTS Sejujurnya tulisan ini tidak sepenuhnya valid karena saya sempat mengambil beberapa les. Tapi justru dari situlah saya ingin berbagi beberapa materi yang saya terima selama les agar teman-teman tidak perlu lagi mengambil les serupa. Sebagaimana labilitas remaja pada umumnya, saya sempat kalap mengambil beberapa les bahasa Inggris.
Wajar saja, kemampuan bahasa inggris saya sangat culun. Tidak tanggung-tanggung, saya sempat mengambil les IELTS di TB*, les TOEFL di BLC* dan yang paling niat saya pernah menetap beberapa pekan di kampung inggris, Pare, Jawa Timur. Tapi justru dari pengalaman inilah saya semakin yakin bahwa kita tidak harus mengambil les bahasa Inggris untuk mempersiapkan diri mengambil tes IELTS. Ilustrasi: brosur-brosur les ielts. Ada 2 argumen saya tentang hal ini.
Pertama, sekaligus alasan paling kuat, fokus materi yang diberikan selama IELTS tidak seluruhnya kita butuhkan. Saya asumsikan teman-teman sepakat bahwa bagian aktivitas aktif(Speaking dan Writing) lebih sulit dibandingkan aktivitas pasif (Reading dan Listening). Sayangnya dua aktivitas aktif ini sedikit kurang difokuskan.
Kalau mau ekstrim, kita tidak membutuhkan les jika ingin melatih Reading atau Listening karena banyak buku-buku/sumber dari internet yang sudah dilengkapi kunci jawaban benar atau salah secara mutlak. Kalaupun kita melakukan kesalahan di dua kegiatan ini, kesalahanya biasanya muncul karena kesalahan teknis seperti malas membaca ulang, ragu dan kurang konsentrasi. Bentuk kesalahanya pun pasti kesalahan absolut.
Benar atau salahnya sangat jelas. Hal ini berbeda dengan aktivitas aktif (Speaking dan Writing) yang penilaianya sangat sulit dilakukan. Sulit mengestimasi nilai sebuah essay / speaking karena tidak ada jawaban mutlak. Bisa jadi kita merasa benar tapi sebenarnya salah.
Lantas, khusus untuk speaking, bukankah selama les kita juga dilatih untuk Speaking? Ya, benar sih. Sayangnya sejauh yang saya rasakan, speaking di tempat les hanya dilakukan bersama teman-teman. Akibatnya justru kita lebih sering becanda dan toleran dengan teman sendiri. Kita juga tidak mengetahui dimana letak kesalahan kita. Sangat sedikit kita mendapatkan koreksi langsung dari teacher dan bisa mengetahui kesalahan kita dimana. Cukup wajar, aktivitas speaking adalah aktivitas one-to-one.
Jumlah teacher hanya ada 1 selama aktivitas speaking di kelas. Jadi, agar seluruh anak-anak merasakan aktivitas speaking, kelas dibagi dua. Kelompok pertama melakukan speaking sementara kelompok kedua menyimak.
Selanjutnya giliran kelompok kedua yang melakukan speaking dan kelompok pertama mendengarkan. Sebenarnya yang kita butuhkan adalah private coach. Pendampingan one-to-one terutama dalam hal speaking dan writing. Semakin banyak kita dikoreksi, semakin banyak kita belajar.
Sayangnya bentuk pendampingan one-to-one di lembaga les biayanya sangat mahal. Meskipun begitu, saya bisa mengerti kadang-kadang kita membutuhkan les karena ingin membeli seseorang yang mengawasi bagaimana kita menggunakan waktu. Kita membayar orang lain agar bisa mengawasi progress belajar kita karena biasanya saat tidak ada yang dikorbankan, kita cenderung lalai dan bersantai. Tidak ada yang salah, hanya saja saya rasa kalau kita bisa disiplin dengan melatih diri sendiri uang untuk biaya kursus bisa dihemat dan digunakan untuk tes IELTS. Alasan Kedua, karena apa yang kita terima selama kursus bahasa inggris tidak seluruhnya hanya bisa didapat di kursus tersebut. Ada beberapa hal yang bisa didapatkan di luar kursus tanpa harus mengikuti kursus tersebut (Detailnya akan saya jelaskan selanjutnya di bagian TIPS dan trik IELTS).
TIPS dan TRIK IELTS Kalau kamu sudah yakin bahwa kamu tidak butuh les, saya mau sharing beberapa metode yang saya terima selama belajar di berbagai tempat sekaligus beberapa metode yang saya terapkan ke diri sendiri selama beberapa bulan ke belakang. Agar nyaman, saya bagi-bagi menjadi beberapa bagian. Tips Umum • Sebelum kamu memutuskan untuk tidak mengambil les IELTS, ada baiknya kamu tetap mencari sisi lemah diri sendiri. Benchmarking istilah kerenya. Tidak ada salahnya kamu hanya ikut placement test les tertentu untuk mengukur posisi diri sendiri tanpa perlu mengikuti lesnya.
Kalau ditanya sama mba-mba administrasi les XYZ, “kapan mau mulai start belajar di les XYZ?”, bilang aja “masih dipikirin dulu, nanti diputusin.”. Kamu juga bisa ambil beberapa IELTS simulation gratisan-biasanya ada di acara-acara pameran pendidikan luar negri- atau berbayar-di tempat les tertentu. Dari sini kamu bisa dapet gambaran bagaimana kemampuan kamu.
• Banyak orang menggunakan apps untuk menghafal sekian vocabulary dalam sehari. Sayangnya hal ini tidak efektif karena vocabulary yang dihafal tidak digunakan.
Selain itu konsistensi menghafal vocabulary biasanya turun seiring waktu. Jadi jika kamu menggunakan apps, jangan lupa untuk menerapkanya dan tetap konsisten agar efektif. • Gunakan dengan bijak torrent downloder.
Coba download beberapa materi. Gunakan website ini (yang ini insya allah gak diblokir internet positif). Untuk mencari magnet link dan kamu bisa mulai mencari dengan keyword-keyword favorit seperti: “Band 8 IELTS vocabulary”, “Cambridge IELTS preparation”. Ingat, Use it wisely! • Berbicaralah dengan diri sendiri menggunakan bahasa inggris.
Kadang-kadang kita sering berpikir internal di dalam kepala. Ada ucapan-ucapan, bisikan batin di otak kita. Mulai sekarang coba ubah bisikan tersebut menggunakan bahasa inggris. Tips reading • Coba jadi subscriber bacaan-bacaan bermutu. Kamu bisa melakukan subscribe ke national geograhic, kotaku atau bacaan berat seperti berita. Mulailah membaca dengan bacaan yang kamu suka.
Secara perlahan coba tingkatkan kualitas bacaan menjadi bacaan yang lebih berat misal business insider. • Buat notes, coba tulis ulang bacaan kamu dengan bahasa yang lebih sederhana. Ini juga sekaligus melatih kemampuan menulis dan rephrasing kamu. • Latihan skimming. Teknik ini penting dan tidak terikat dengan bahasa tertentu. Pertamakali saya mendengar istilah ini saat saya membaca buku Quantum speed reading.
Kamu bisa coba gugel keyword ini lebih lanjut. • Saat tes, bagian reading mungkin bagian yang paling sepele karena dianggap sudah terbiasa. Sayangnya banyak yang menyepelekan dan tidak memperhatikan waktu.
Cobalah dengan tegas membatasi diri dengan melatih membaca sekaligus menjawab pertanyaan dari buku-buku soal dengan waktu setengah dari waktu normal ( 10 menit, 13 pertanyaan). Dengan demikian kamu terbiasa dengan beban bacaan dan proses mencari jawaban dengan cepat dari teks. Tips Listening • Biasakan nonaktifkan subtitle saat menonton film/serial favoritmu dan coba untuk mendengarkan. Memang ini berat, kadang-kadang saya juga tidak bisa mengikuti alur ceritanya. Tapi metode ini metode paling murah yang bisa kamu coba. • Setel BBC radio. Ini salah satu radio paling bagus untuk belajar bahasa inggris aksen inggris asli karena memang disiarkan langsung dari sana.
Kamu bisa memutar streamingnya di BBC iPlayer. Sebagai pengguna firefox, saya selalu “pin as Tab” radio player bbc ini agar secara otomatis terbuka saat menjalankan browser. Jadi meskipun saya beraktivitas yang lain, saya tetap bisa curi-curi mendengarkan bbc radio.
• Coba dengerin podCast BBC di: ini cukup enak juga dan berseri. Tips Writing • Jadikan thesaurus sebagai sahabatmu.
Semakin terbiasa kamu menulis dengan beberapa alternatif kata, kamu semakin kaya dan punya kemampuan rephrase yang semakin baik. Salah satu thesaurus yang saya suka ada di. Thesaurus ini dilengkapi fitur filter by complexity yang membuat kamu semakin mudah vocabulary mana yang punya “nilai jual” tinggi saat menulis essay. Dengan demikian kamu bisa show off tulisan kamu di depan evaluator.
• Untuk melakukan rephrasing, kamu bisa mengubahnya menjadi kalimat pasif, ganti kata, deskripsi. Ini memang agak teknis sih, tapi inilah yang diajarkan di TB*. • Coba latihan melakukan populating words. Maksudnya, misal diberikan topik tentang mobil.
Lalu coba kita tuliskan seluruh kata kerja, kata benda dan kata sifat yang terkait dnegan mobil. Metode ini bisa membuat kamu memiliki ide tentnag apa yang harus kamu tulis. Ini saya dapatkan juga dari TB*. • Coba buat alternatif grammar yang mungkin muncul dalam tulisan. Karena dalam bagian writing yang dilihat adalah show off kamu menuliskan tulisan, coba buat beberapa alternatif grammar / pattern tulisan, baru pikirkan bagaimana agar grammar ini bisa muncul dan pas di dalam argumen essay kita.
Cara ini agak kebalik dari cara biasa sih yang normalnya merencanakan konten terlebih dahulu baru menyesuaikan grammar. Sayangnya cara normal itu biasanya menghasilkan grammar yang itu-itu aja.
Nah agar lebih variatif, coba balik proses berpikirnya. • Tiru bagaimana tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh native speaker. Lihat patternya.
Untuk melatihnya, bacalah sebuah teks di bacaan bermutu, coba kamu tulis ulang kalimatnya. Selanjutnya coba ganti subjeknya. Lalu ganti objeknya dan terakhir ganti kata kerjanya. Perlahan lahan dan secara bertahap. Jika kamu sudah terbiasa dengan pola tulisanya bisa membuat kamu seolah-olah native speaker. Kamu bisa saja menghafal pola ini untuk ditulis di bagian essay ielts. • Jika kamu rasa tulisanmu kurang banyak jumlah katanya, coba expand kalimatnya dengan menggunakan komparasi.
Ini agak teknis sih tapi ini yang saya pelajari selama di TB*. Saat menjeaskan kalimat, coba jelaskan juga dengan lawan katanya. Sebagai contoh, perhatikan potongan kalimat berikut:. Jakarta-Bandung train is very fast.
It can shorten the travel time between two cities.. • Coba jelaskan dengan deskipsi kata atau contoh. Nah teknik ini teknik favorit saya karena bisa menambah panjang tulisan hingga 2/3 kalimat. Tips Speaking suasana di the center, sumber instagram the center bandung • Saat mendengarkan aksen inggris, berpura-puralah seolah kamu benar-benar berasal dari sana. Coba tiru bagaiamana pengucapan (pronounciation) mereka. Agak konyol sih, tapi dengan sedikit imajinasi cara ini bener-bener efektif.
• Kalau agak mau niat, coba toton video series pronounciation yang benar dari bbc:. Saya pernah mendownload dan memutarnya berkali kali. Awalnya mungkin sulit membaca simbol fonetik, tapi setelah terbiasa kita akan mengerti bagaimana mengucapkan sebuah bunyi kata dari simbol fonetiknya. • Read it aloud! Saat membaca teks bacaan inggris, coba ucapkan secara nyaring. Metode ini saya pelajari saat belajar di the center.
Walaupun terdengar konyol, tapi saya menjadi sadar dimana letak-letak kesalahan pronounciation. • Ikut speaking club / Debate club. Ini jauh lebih efektif melatih kamu berbicara dibandingkan ikut les. Saya pernah ikut salah satu debate club di kampus meskipun pada proses seleksi akhirnya saya gagal menjadi anggota karena kalah mental. Saya rasa kita harus sedikit lebih percaya diri untuk masuk ke komunitas ini.
Sejujurnya kadang saya juga merasa inferior saat berkomunikasi dengan anggota klub karena biasanya mereka jago-jago jebolan debate club SMA mereka. Tapi toh namanya juga orang belajar, jadi kalau salah wajar. Untuk speaking club, saya pernah mengikuti jadi member komunitas the center. Mereka mengadakan pertemuan untuk berdiskusi menggunakan bahasa inggris setiap hari senin-kamis.
Lokasinya di jejeran ruko depan RS Advent. Kalau jalan dari atas (satu arah), posisinya sebelum ciwalk di sebelah kiri jalan (agak masuk). Ikut komunitas ini juga lumayan oke. Karena biasanya kita bisa dapet temen baru dari berbagai latar belakang dan umur berbeda. • Saat tes, gak perlu memaksakan diri harus panjang.
Usahakan tetap proporsional dan bisa mengakhiri kalimat dengan baik. Ini kesalahan saya selama kemarin mengambil tes.
Karena saya anggap harus panjang, saya cenderung memanjang-manjangkan speaking tapi topiknya gak teratur dan akhir dari kalimatnya menjadi ngambang. Akhirnya nilai speaking saya tidak maksimal. • Pura-pura jadi orang bule dan belajar intonasi itu penting. Meskipun keliatan sepele, intonasi yang berbeda bisa membuat nilai speaking kamu berbeda. Kalau dingin dan datar bisa jadi nilainya berkurang. • Siapkan template jawaban! Mungkin tips ini lebih cocok untuk section 1 dari speaking saat pertanyaanya berupa pertanyaan umum.
Tidak ada larangan dalam menyiapkan jawaban selama kamu bisa menyesuaikan diri agar tepat dan tidak “menghafal”. Semakin terlihat tidak natural semakin gugup dan biasanya malah membuat nilai IELTS-mu berkurang.
• Coba subscribe ke youtube channel English IDP atau Engvid. Disana cukup jelas dan kita bisa belajar langsung bagaimana native speaker mengucapkan kalimat. • Kalau mau niat, gunakan apps recorder handphone dan mulai rekam saat kamu berbicara. Saat kamu merekam, kamu bisa mendengarkan ulang lagi bagaimana kamu berbicara dan memahami dimana kesalahan kamu.
• Biasakan diri dengan waktu yang terbata (2 menit). Tujuanya saat di section 2 speaking biasanya kita terlanjur ngobrol ngalor ngidul dan tidak menyampaikan seluruh poin yang diminta. Akibatnya nilai Task Achievement kita saat speaking menjadi tidak tercapai dan membuat skor kita berkurang. Nah mungkin itu dulu aja, Bukankah itu semua bisa kamu dapatkan tanpa harus mengambil les IELTS? Sisa tips tambahanya bisa kamu baca di link-link di bawah ini (kalau perlu baca isi link ini dan scroll sampe paling bawah): • • •.
Selamat mengambil IELTS! UPDATE Kemarin saya menemukan sebuah movie player yang cukup bagus untuk belajar bahasa asing. Namanya Lingo, dapat diunduh di sini:. Berikut ini screenshotnya.
Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, saya mau sharing soal prototype Ericsson Innovation Award dan berbagai proses yang berjalan selama 2 bulan kebelakang ini. Selesai pengumuman Ericsson tanggal 18 Desember kemarin, kita menunggu informasi lanjuan dari pihak Ericsson. Ternyata mereka punya waktu libur natal+tahun baru sehingga informasi tahap selanjutnya baru diberikan di tanggal 7 januari. KEPO PESERTA LAIN Sambil nunggu informasi lanjutan, kita sempet ngepoin finalis-finalis lain yang ikut masuk semi-final. Luar biasa idenya mereka keren-keren.
Mungkin biar enak ini rangkuman ide-ide mereka dari sepenangkapan saya: • TREP+LY Tim TREE+PLY berasal dari filipina, mereka menciptakan aplikasi mobile untuk menyelesaikan masalah dunia melalui gamifikasi.Sebagaimana game pada umumnya, pengguna mereka bisa “naik level” dengan menyelesaikan masalah di dunia real. Sebagai contoh, jika ada lubang di jalan umum, pengguna mereka bsia naik level jika menutup lubang tersebut. • Sound Vision Ini tim paling keren. Asalnya dari Kanada Mereka menciptakan alat bantu untuk menuntun tuna netra di jalan dengan aplikasi mobile.
Melalui kamera 3dimensi tambahan, mereka memindai ruangan dan menerjemahkan jarak antara tunanetra dengan rintangan melalui tinggi-rendah pitch dan volume suara. Cara kerjanya mirip kelelawar. Mereka membuat aplikasi menggunakan kamera Intel realsense () • SHAASTRA Tim SHAASTRA berasal dari india. Ini juga tim keren.
Sampe sekarang saya masih belum paham dengan bagaimana detail teknisnya. Intinya mereka mengubah energi yang terbuang saat menggunakan kendaraan menggunakan sensor piezoelectronic. • Airscapes Airsacpe adalah tim dari MIT, Amerika.
Sejujurnya, sebelum kita mengajukan ide SAPA, Nindy sempat berdebat ide yang sama persis dengan apa yang diusulkan oleh Airscapes. Mereka menciptakan sensor polusi udara yang dipersonalisasi. Dengan demikian setiap orang bisa tau berapa jumlah paparan polusi yang mereka dapatkan hari ini. • Ywaste Ywaste adalah tim dari Amerika. Mereka menciptakan aplikasi yang menjembatani antara konsumen dan pengecer makanan yang menyisakan bahan makanan tak terpakai. Bahan makanan sisa yang tidak terpakai kemudian dapat dijual dengan harga yang telah didiskon ke restoran dan orang-orang kurang mampu. Dengan demikian sampah hasil sisa makanan dapat dikurangi.
• Common Spoon Tim common spoon berasal dari Spanyol. Mereka menciptakan dapur komunitas yang anggotanya dapat mencari makanan organik lokal dan memasaknya bersama, menjual sekaligus juga membeli dari anggota komunitas yang lain. • Sherpak Meskipun sherpak berasal dari Politecnico de milano, itali, anggota timnya rata-rata orang pakistan. Rasanya ini tim teladan yang selalu rajin mengerjakan tugas dan senantiasa dijadikan contoh selama proses fase prototyping ini. Mereka menciptkaan jendela yang dapat memancarkan sinyal menggunakan energi matahari. Saking ajaibnya benda yang mereka ciptakan, saya gak pernah kepikiran gimana teknis bikinya. • Common currency Common currency adalah tim dari afrika selatan.
Mereka menciptakan sistem barter sampah kepada bank sampah untuk ditukarkan menjadi sebuah mata uang baru bernama Common Currency. Mata uang ini dapat digunakan untuk kesehatan / pendidikan. • CRM PRO Tim CRM PRO berasal dari Amerika. Mereka menciptakan aplikasi yang menjembatani penyandang disabilitas dengan informasi terkait fasilitas disabilitas.
Kebayang kan, rasanya gimana jadi butiran debu. Kadang-kadang minder juga karena tim Sherpak seluruh anggota timnya bergelar PhD. Ngeri gak sih Selain itu, yang membuat kami sedikit agak takut karena permasalah yang kita angkat belum memiliki resiko tinggi. Dunia tidak akan kiamat dengan kita tidak peduli orang lain di ruang publik, sebaliknya mungkin dunia kiamat kalau ada orang yang buang sampah sembarangan. Meskipun begitu, kalau saya boleh defense, sebenarnya ide-ide mereka tidak sepenuhnya orisinal.
Tim seperti Ywaste bahkan sangat mirip dengan gerakan Ugly Fruit & Vegetables di Perancis (Baca lebih lanjut tentang ugly fruit disini: ). Atau tim seperti Common currency bahkan sangat mirip dengan Dr Gamal Abinsaid inovator Indonesia yang membuat klinik asuransi sampah. Terakhir, entah mengapa saya merasa tim Common Spoon mirip dengan teman-teman Agritektur (Baca tentang Agritektur dsiini:). Disinilah saya merasa yakin bahwa sebenarnya kemampuan orang Indonesia setara dengan asing.
Dalam beberapa kasus kita hanya kurang merasa percaya diri bahwa sebenarnya kita lebih baik dibanding mereka. Keterangan: Salah satu poster Gerakan ugly fruit di perancis WORKSHOP 1: 14 Januari Mereka menghubungi kami melalui email mengatakan bahwa akan ada video conference yang menjelaskan detail lebih lanjut tahap selanjutnya di tanggal 14 januari. Kita diminta menginstall program Vsee di komputer kita untuk melakukan conference. Karena satu dan lain hal pada tanggal 14 kemarin, meskipun kami satu tim, Nindy melakukan video conference di bali sementara saya di bandung. Video Conference tersebut terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama adalah penjelasan mengenai tahap selanjutnya sementara sesi kedua adalah sesi materi.
Ternyata di tahap selanjutnya kita harus mengumpulkan 3 deliverables yaitu Business Lean Canvas,Idea One Pager dan Marketing Pamphlet. Saat yang bersamaan mereka juga membut workshop mini tentang Business Model Canvas(BMC). Saya merasa beruntung karena BMC bukan barang yang asing lagi di mata saya. Ambe Codec Software Download.
Saya sudah pernah mendapakan materi tersebut selama berkegiatan di TEC. Sementara itu, ide One Pager lebih mirip BMC versi yang dikembangkan oleh pihak Ericsson. Untuk materi BMC, saya sempat merekam vide conference melalui screen sharing Google+.
Sayangnya karena beberapa kendala rekamanya tidak utuh. Meskipun begitu, jika teman-teman ingin juga belajar mengenai materi video conference yang kita ikuti, teman-teman bisa lihat di (link youtube). Alternatifnya, teman-teman bisa mencari materi Business Model Canvas di buku Business Model Generation karya Alexander Osterwalder (Ini bukunya recomended karena banyak gambarnya), Cerita tentang Hardware Pada mulanya saya berusaha mencari circuit board official yang dikeluarkan google untuk mengembangan Android ADK. Sayangnya mereka tdak memproduksi lagi circuit board tersebut. Mereka hanya membagikan circuit board official Google ADK pada konferensi Google I/O tahun 2013.
Terpaksa saya harus mencari alternatif lain selain Google ADK. Belakangan saya menemukan beberapa alternatif circuit board: IOIO-OTG, Arduino Mega, papan dari Microchip Untuk membuat prototype, saya memilih untuk menggunakan IOIO-OTG sebagai prototyping board dibandingkan alternatif lainya. Ada beberapa alasan saya memilih board tersebut. Pertama, karena sudah banyak dokumentasi yang menjelaskan tentang IOIO-OTG. Selain itu ukuranya juga lebih kecil dibanding Arduino Mega ADK. Terakhir, untuk memprogram IOIO-OTG bisa dilakukan langsung dengan bahasa JAVA inline dengan aplikasi yang dibuat.
Sayangnya 3 kelebihan tersebut harus dibayar mahal dengan biaya yang cukup mahal. Karena saya tidak tahu harus beli ke mana, saya langsung membelinya dari Sparkfun di Colorado. Yang paling berkesan dari proses ini ternyata barang saya sempat nyangkut dulu di Bea cukai. Mau gak mau saya harus membayar bea masuk dan biaya “tambahan” ke Fed-ex. Debat, itu biasa Di tengah-tengah antara bulan januari dan februari ini, saya sangat sering berdebat dengan nindy tentang bagaimana bentuk benda yang akan dibuat.
Inti perdebatanya sederhana, nindy percaya bahwa benda yang diminta benda sangat futuristik. Selama saya berdebat dengan dia, dia selalu memulai kalimat dengan “Di masa depan” atau “Di taun 2050”. Sementara itu, saya lebih percaya benda yang diminta adalah kongkrit-realistik. Seandainya pun saya ber-andai-andai maka jangkauan maksimal saya hanya 5 tahun ke depan.
Sebenarnya poin perdebatan saya dengan nindy tentang bagaimana implemenasi di lapangan. Saya tidak memperdebatkan masalah apa yang ingin diselesaikan atau metode apa yang ingin digunakan. Semuanya tentang bagaimana implementasi di lapangan yang mungkin akan mengubah hampir keseluruhan bentuk bendanya.
Saat ini, benda yang dibutuhkan untuk membentuk rangkaian tersebut berukuran 7x3 cm. Selain itu, biaya untuk memproduksinya juga masih mahal, meskipun sebenarnya masih bisa dioptimasi hingga mungkin kurang dari $10 per keping.
Dengan alasan ini, saya merasa bahwa benda yang harus dibuat tidak bisa dijual langsung ke pemakai (karena terlalu mahal), melainkan kita menjalin kerjasama dengan otoritas transportasi umum dengan menawarkan beberapa keuntungan. Misal, dengan menggunakan game kita, pemilik transportasi umum akan memiliki keuntungan lebih karena berpotensi akan lebih banyak penumpang yang naik transportasi umum karena ingin memainkan benda ini.
Nindy beranggapan bahwa di masa depan ukuranya akan semakin kecil dan harganya semakin murah, mungkin hanya seharga $1. Dia lebih memilih mengimplementasikanya sebagai barang pribadi berbentuk gantungan kunci yang bisa digunakan untuk bermain game. Nindy lebih senang menjualnya ke pengguna langsung (masyarakat) dibandingkan menjualnya secara B2B(Business to Business) ke penyedia jasa transportasi umum. Nindy juga beranggapan bahwa apakah orang akan membeli/tidak diluar scope dari apa yang dimina oleh pihak Ericsson. Menurut nindy, Ericsson hanya membutuhkan konsep dari bendanya.
Sementara saya, karena berangkat dari aspek teknis. Saya memilih mengimplementasikanya sebagai smart public charging system yang punya bonus tambahan “game” untuk kita berinteraksi dengan orang lain di ruang publik. Piihan saya ini berdasarkan beberapa alasan, • Pertama, dari aspek teknis.
Circuit board yang ada saat ini harus menggunakan kabel yang menjuntai panjang ke handphone. Beruntung, bonusnya kabel ini bisa digunakan untuk nge-charge handphone.
• Alasan kedua, karena kebutuhan nge-charge hape di ruang publik sudah menjadi kebutuhan umum. Dengan demikian orang tidak terpaksa menggunakan game ini. Orang akan menggunakan benda ini untuk meng-charge dengan bonus tambahan bisa main game untuk kenalan dengan orang lain. • Alasan ketiga, saat dijual ke otoritas transportasi umum, pengguna tidak dibebankan biaya. Selain itu, manfaatnya justru kembali ke otoritas transportasi umum, dengan demikian semakin banyak penumpang yang ingin naik kendaraan umum. Saya membebaskan apakah benda yang saya buat harus di kendaraan umum (bergerak, dinamis) atau di stasiun kendaraan umum (statis). Meskipun begitu, implementasi ide ini juga dikritik oleh nindy karena akan menjadi rawan terhadap vandalisme dan justru menimbulkan masalah baru.
Debatnya semakin panas seiring dengan semakin dekat coaching session. Satu waktu kami sempat berdiskusi bersama kak ojan, salah satu senior saya yang cukup punya pengalaman mengembangkan beberapa game. Karena melihat saya tidak pernah berhenti berdebat dengan nindy, beliau hanya menyarankan untuk langsung terjun ke lapangan unuk menguji asumsi-asumsi yang selama ini ada di pikiran kita masing-masing. Akhirnya kita sepakat, sebelum melakukan coaching, kami akan melakukan user testing. User Testing Sejujurnya, saya agak kesulitan melakukan user testing. Saya belum terbiasa membuat game sehingga hingga saat melakukan user testing, game yang ditest belum selesai.
Terlebih game yang ingin ditest adalah game multiplayer, dengan kata lain untuk membuat programnya jadi kerja dua kali: Pertama, membuat program di server; Kedua membuat program di client (Android). Hingga akhirnya, pada saat user testing saya tidak melakukanya dalam lingkungan yang sesungguhnya (Android). Saya hanya berhasil mengimplementasikan kode program di platform web browser. Beruntung saya menemukan package open source yang kurang lebih cukup sesuai dengan konsep yang ingin kami buat sehingga proses implementasi di platform web browser menjadi lebih cepat. User testing dilaksanakan di gedung CADL 5 Februari 2015.
Hasilnya cukup memuaskan, kita mendapatkan reaksi yang seperti yang sudah kita duga sebelumnya. Dengan demikian perdebatan kita sedikit berkurang.
Tapi entah kenapa hingga saat itu saya masih bersikeras belum puas dengan User Testing. COACHING 1: 8 februari 2015 Pada akhirnya kita melaksanakan coaching sesi 1. Nah, yang jadi masalah di coaching sesi satu adalah lokasi menyelenggarkan video call. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, tanggal 8 februari bertepatan dengan Chinese New Year. Otomatis seluruh tempat yang internetnya stabil tutup. Kalaupun mau nongkrong di kafe, pastinya berisik. Akibatnya kita sempat berencana untuk menyewa co-working space dalam beberapa jam.
Berharap ada co-working space yang buka saat tanggal merah. Beruntung ternyata ruang TA DP (Desain produk) tidak dikunci dan ada internet stabil di sana. Akhirnya kita melakukan video call disana. Dari video call tersebut, kita dapat masukan cukup banyak. Pada akhirnya kami sama-sama menang. Nindy menang dengan konsep keychain-nya sementara saya menang dengan konsep bahwa produk ini adalah produk B2B.
Mungkin disini saya baru bisa berdamai dengan konsep yang diajukan Nindy setelah lama berdebat cukup panas dengan rencana konsep yang semula kita ajukan. Meskipun begitu, saya masih punya PR untuk mengimplementasikan programnya ke platform Android sebelum deadline tanggal 26 Februari 2015. Dengan kata lain saya hanya punya waktu 18 hari untuk belajar membuat game, lebih spesifika game di Android sekaligus belajar mengimplementasikan hardware baru IOIO OTG. Jelas ini tantangan luar biasa.
COACHING 2: 17 Februari Mendapat cukup banyak masukan dari coaching sesi sebelumnya. Coaching kali ini kita lebih banyak membahas tentang Business Model Canvas.
Sebenarnya, diantara coaching 1 dan coaching 2 ini kami sempat mendapatkan ringkasan video tutorial bagaimana membuat MVP (Minimum viable product) ( Video bisa ditemukan disini: ). Namun karena saya masih jarang membuat game Android terlebih saya harus mengeksplorasi hardware baru, saya tidak bisa membuat MVP di coaching 2. Untuk menutupi kekurangan, saya hanya sempat memperlihatkan beberapa demo game yang berhasil berjalan di platform Web. Meskipun begitu, saya masih memiliki hutang untuk menyelesaikan program Android dalam waktu 9 hari ke depan. PR kita bertambah saat Marko, coach kita juga meminta kita membuat Marketing pamphlet. Meskipun pihak Ericsson hanya mengalokasikan 2 coaching session selama fase prototyping, Marko menyarankan kita melakukan coaching session ke-3 dalam 9 hari ke depan.
Akhirnya kita putuskan untuk melakukan coaching di tanggal 23 Februrari. Berdarah-darah di proses Implementasi Buat saya, sisa waktu 9 hari untuk membuat prototype program game yang bisa berjalan adalah tantangan tersendiri. Selain saya belum pernah membuat game di platform Android secara utuh, saya juga memiliki beberapa kegiatan lain yang menuntut beberapa kewajiban di waktu-waktu yang hampir beririsan. Selesai coaching 2, saya berupaya setengah mati mempelajari bagaimana membuat game kompleks yang melibatkan server dengan segala cara. Saya sempat marathon nonton video Game Development di youtube, minta beberapa buku game, mendownload beberapa buku bagaimana membuat game di Android plus nyaris mengklik seluruh link hasil pencarian Google tentang bagaiman mengembangkan hardware IOIO OTG.
Di tengah-tengah upaya tersebut, saya nyaris putus asa. Sempat Nindy mengusulkan bagaimana jika game yang dibuat diganti konsepnya. Tapi saya menolak, saya rasa jika saya mengimplementasikan ulang gamenya berarti saya harus mengulang setengah pekerjaan saat membuat server.
Saya tidak mau menyerah dengan keadaan. Setelah mencari beberapa alternatif, pada akhirnya saya menemukan pencerahan tentang bagaimana membuat game yang sudah kami rencanakan. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat game ini menggunakan LibGDX. Belajar dari proses design thinking (ingatkan saya untuk menulis artikel ini secara terpisah), saya menetapkan untuk mengimplementasikan program yang saya buat secara iteratif (berulang). COACHING 3: 23 Februari 2015 Alhamdulillah dalam waktu kurang dari 1 pekan saya berhasil mengimplementasikan setengah dari fitur yang kita harapkan bisa jalan.
Memang tidak sempurna, tapi minimum bisa menggambarkan bagaimana prototype konsep SAPA! Mungkin biar kebayang bagaimana proses iterasinya, saya ini ada beberapa screenshot bagaimana tahapan-tahapan iterasi yang pernah saya buat Keterangan: Iterasi 1: Menampilkan player, Iterasi 2: Menampilkan Food, Iterasi 3: Menyesuaikan dengan warna pemain dan foods, Iterasi 4: Menampilkan player lain di layar (warna oranye). Rasanya saya tidak sabar untuk menampilkan progress pembuatan MVP ini ke Marko. Sayangnya karena kondisi lingkungan di lab gaib saat itu sedang tidak kondusif, coaching tahap 3 gagal dilaksanakan setelah sebelumnya sempat mencoba pindah ke gedung CADL.
Akhirnya kita reschedule jadwal untuk coaching di hari terakhir. Bersyukur sekali saya mereka mau mengerti kondisi kita sehingga menawarkan ganti jadwal. GANTI COACHING 3: 26 Februari 2015 Di hari-hari terakhir coaching, kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk membuat video demo prototype SAPA! Untuk teman-tean yang ingin melihat bagimana teaser videonya, silahkan bisa dilihat disini: (Terimakasih untuk Habibie Faried yang udah minjemin tanganya jadi model) Ternyata di coaching hari terakhir, Marko tidak bisa hadir. Sebagai gantinya, Kadir, salah satu teman marko menggantikan Marko.
Ada beberapa adjustment yang kita buat sesuai masukan dari Kadir. Selama beberapa bulan ke belakang, bentuk SAPA! Sempat berubah-ubah. Secara sederhana, bentuk akhir SAPA! Mungkin agak sedikit berbeda dengan bentuk awalnya.
Pada akhirnya, SAPA! Adalah instalasi publik di stasiun/terminal yang disediakan oleh perusahaan transportasi publik, bukan gantungan kunci seperti yang awalnya nindy usulkan.
Masyarakat bebas menggunakanya selama berada di stasiun/terminal.SAPA! Secara implisit berpotensi menyelesaikan dua masalah sekaligus. Pertama, interaksi manusia di ruang publik, Kedua, karena instalasi sapa terletak di ruang publik, SAPA!
Dapat mengajak orang menggunakan transportasi publik. Produk final (Game) yang kita buat hanya merupakan pembuktian dari konsep SAPA! Bentuk akhirnya mungkin tidak harus seperti yang ada saat ini. Menurut Marko dkk., SAPA! Punya potensi untuk diterapkan di kota lain selain di Indonesia juga. Sebagai contoh, negara seperti jepang mungkin bisa menggunakan SAPA!
Kota-kota yang punya tingkat stress tinggi biasanya memiliki tingkat bunuh diri yang tinggi (High Suicide Rate). Untuk mengurangi hal itu, SAPA! Bisa diimplementasikan di sana.
Mungkin bentuk paling kongkrit dari SAPA! Jika ternyata SAPA! Berpotensi untuk diterapkan di jalur MRT jakarta atau di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung yang menurut rencana akan selesai di akhir 2020. Jika ternyat benar SAPA! Bisa diimplementasikan di luar negri, harapanya SAPA! Dapat bekerjasama dengan studio game lokal untuk meningkatkan exposure mereka. Terakhir, saya hanya mohon doanya untuk hasil yang terbaik di fase prototyping ini.
Buat saya, perjalanan selama 2 bulan ini sudah cukup memberikan pelajaran-pelajaran berharga. Mudah-mudahan melalui tulisan ini teman-teman juga bisa ikut merasakan beberapa materi yang diajarkan oleh mereka sehingga bsia bermanfaat juga untuk teman-teman. Terimakasih telah mendukung SAPA! Hingga titik ini.
Akhirnya saya punya sedikit waktu menulis blog lagi. Sebenarnya tidak berarti sedang luang juga.
Cuma sedikit pelarian dari beberapa tugas. Saya mau sharing aja kegiatan INACL di tanggal 6-7 Januari 2016 kemarin (wew, udah hampir satu bulan:P ).
Jadi, satu hari saya bertemu dengan bu Ayu di lab Gaib (Lab Grafika dan Intelejensia Buatan). Beliau kemudian mengajak saya dan beberapa rekan saya untuk mengikuti workshop INACL (Indonesian Association of Computational Lingguistic) di UI. Sebelumnya, INACL pernah diadakan juga di Telkom University. Dalam workshop kali ini, kita bisa memilih sebagai peserta atau pembicara. Jika ingin menjadi pembicara, kita harus mengumpulkan paper ke panitia.
Kata bu Ayu, tujuan workshop ini untuk mempertemukan para peneliti dalam bidang komputasi lingguistik. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa juga bisa dapat langsung belajar ke pakar-pakar yang sudah lama bermain di bidang ini. Karena Tugas Akhir saya di bidang ini, saya pun mencoba memasukan paper yang sudah pernah saya masukan dalam ICAICTA 2015. Kata bu Ayu, acaranya semi-informal, jadi tidak gak pelu takut untuk mencoba.
Kita boleh memasukan paper yang sudah pernah dimasukan di konferensi lain karena memang bukan untuk tujuan formal. Bahkan saya dapat bocoran dari bu Ayu bahwa paper yang masuk tidak akan diseleksi dan pasti diterima. Menurut jadwal yang ada di websitenya, konferensi dimulai jam 9, kemudian disusul dengan registrasi dan workshop. Selanjutnya ada sesi sharing penelitian. Entah bagaimana saya mendapat giliran paling pertama. Mau tidak mau saya berangkat dari bandung dini hari.
Sholat shubuh di leuwi panjang. Awalnya mau berangkat bareng sama mba Dita ke UI karena mba dita belum pernah ke UI langsung dari bandung naik kendaraan umum. Sayangnya, sampai jam 5 kurang, ternyata mba dita baru mengabarkan beliau sakit perut dan akan menyusul belakangan. Akhirnya saya berangkat sendiri ke UI dari lewui panjang. Sejujurnya agak waswas juga karena bis berangkat jam 5 tapi jam 7 terjebak macet di dalam tol ke arah pasar rebo sampai jam 8. Sempat ingin menghubungi panitia untuk switching jadwal tapi akhirnya saya bisa sampai juga jam 9.05 di Fasilkom UI. Acara dimulai pukul 9.30.
Dimulai dengan sambutan dari Bu Mirna sebagai kaprodi Fasilkom, sekaligus ketua lab Information Retrieval Fasilkom UI. Buat saya, pengalaman bertemu bu Mirna secara langsung sangat berkesan. Saya pertama kali tau bu Mirna dari sebuah paper lama yang saya jadikan rujukan. Paper itu adalah penelitian bu Mirna tentang proses stemming bahasa Indonesia sewaktu beliau belajar di Belanda. Karena saking bagusnya paper tersebut, saya kagum dengan penulisnya.
Ibarat fans, hari itu saya masih belum percaya bisa bertemu langsung dengan bu Mirna. Selesai bu mirna memberikan sambutan, sambutan selanjutnya diberikan oleh bu Ayu. Dalam sambutanya, saya baru tahu sebenarnya sudah banyak upaya dari peneliti-peneliti bahasa di Indonesia untuk membentuk sebuah “standar” dalam bidang komputasi lingguistik. Sayangnya perkembangan semangat ini sempat naik dan turun. Dulu sekali, ada mailing list ForTekBa (Forum Teknologi Bahasa) tapi semangatnya sempat naik dan pada khirnya tidak pernah terdengar lagi.
Ada juga forum-forum lain dan milist lain tapi akhirnya juga mati. Oleh karena itu, bu ayu berharap bahwa forum ini tidak akan mati lagi sebagaimana forum-forum yang sudah pernah ada sebelumnya. Sesi selanjutnya adalah materi parsing bahasa yang diberikan oleh pak Dwijatmoko, dosen lingguistik di universitas sanatadharma.Materinya cukup bagus memberikan wawasan baru buat saya yang belum pernah mendalami materi parsing. Memasuki jam 11, tibalah giliran saya untuk sharing mengenai penelitian yang saya lakukan. Saya berbagi tentangbagaimana melakukan ekstraksi informasi event dari Twitter selama 10 menit. 2 menit selanjutnya saya mendapatkan beberapa masukan dari pak Ruli Manurung. Selesai dari sesi pertama, saya mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pak Dwijatmoko.
Sambil makan siang, beliau bercerita tentang pengalaman beliau menulis beberapa program kecil. Sayangnya, karena beliau memang murni orang linggusitik, bukan orang sains komputer, beliau agak kesulitan membuat program untuk mentransformasikan parsernya. Buat beliau, kesempatan untuk ngumpul dalam forum seperti ini sangat bermanfaat.
Beliau rela terbang dari Yogyakarta untuk mengikuti forum ini. Mendengar cerita beliau, saya semakin semangat mengikuti forum ini. Di sela-sela forum, saya bertemu dengan Thea. Tidak saya sangka, ternyata ada juga yang mau ikut forum ini setelah sebelumnya saya menawarkan ke beberapa teman-teman saya tapi tidak ada yang menyatakan mau ikut ke forum ini. Saya juga bertemu dengan kak Ridwan, salah satu sesepuh tim riset bu Masayu.
Beliaulah yang membuat base code dalam riset tentang peringkasan teks berita milik buMasayu. Selain itu, saya juga mendapat beberapa teman baru dari Binus yang melakukan penelitian prediksi karakter seseorang dari teks media sosial. Penelitian mereka sangat menarik karena punya potensi untuk diaplikasikan dalam bidang lamaran kerja. Jika penelitian mereka sudah memiliki akurasi yang tinggi, orang-orang HRD yang merkrut karyawan di sebuah perusahaan tidak perlu melakukan tes psikotes untuk menentukan karakter calon karyawan mereka. Semuanya bisa diotomasi dan diprediksi oleh komputer. Dalam forum itu juga, saya mendapatkan kesemptana untuk bertemu dengan kak alfan, alumni IF tahun 2000 sekian.
Kak alfan adalah salah satu murid bimbingan bu Ayu yang mengembangkan tools Part of Speech Tagging untuk Bahasa Indonesia dengan prinsip HMM. Tools tersebut sangat penting karena dapat digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Belakangan saya baru tahu ternyata kak Alfan sudah menjadi dosen di Fasilkom UI.
Saya merasa beruntung bisa mengikuti forum ini karena saya juga mendapatkan ilmu baru tentang riset dan tools yang sudah dikembangkan oleh pak Ruli Manurung bersama mahasiswa-mashsiwanya. Saya hanya berharap bahwa ada lebih banyak workshop seperti ini lagi. Selain mendapatkan ilmu baru, saya juga mendapatkan kesempatan langsung Hands on Tools-tools NLP. Semoga kegiatan INACL bisa terus berjalan dan terus aktif.
Mudah-mudahan forum ini tidak mati suri lagi seperti forum-forum sejenis yang sudah ada sebelumnya. Kemarin, saya bertemu dengan. Awalnya Nindy, Desain Produk 2011, berkonsultasi soal pengerjaan Tugas Akhirnya, belakangan Nindy mengajak saya untuk ikut dalam #ErricsonInnnovationAwards2016. Jadi, Erricsson Innovation Award adalah kompetisi Problem Solving, membuat konsep untuk menciptakan inovasi dan solusi permasalahan tertentu.
Install Cracked Apps In Ios 7 more. Erricson Innovation award memberi perhatian khsusus pada heterogenitas latar belakang anggota. Kata Nindy, semakin banyak latar belakang bidang keilmuan anggota tim, maka semakin besar poinya. Semakin heterogen gender, ras dan bangsa anggota tim, poinya juga semakin besar. Bahkan ada tim lain yang anggotanya terdiri dari 2 warga negara yang berbeda kewarganegaraanya. Akhirnya setelah melakukan brainstorming selama hampir 2 pekan, kami memutuskan untuk mengangkat isu “Memanusiakan manusia di ruang publik”.
Kami ingin menyelesaikan momen sunyi yang tercipta saat menggunakan transportasi publik. Kami memberi nama ide kami dengan nama “SAPA!”. Adalah game pada mobile phone dengan konsep battle berbasis lokasi.
Seperti namanya, sapa adalah upaya untuk memanipulasi interaksi manusia melalui aksesoris tambahan untuk smartphone sehingga masyarakat dapat saling menyapa di ruang publik dan menjadi lebih manusiawi. Saat seseorang bermain game SAPA!, perangkat SAPA! Akan berpendar dengan warna tertentu. Seseorang yang bertanding dalam game (bayangkan game duel-otak), lampu SAPA! Akan berpendar dengan warna yang sama dengan warna musuhnya sehingga dia dapat mengetahui siapa lawan mainya. Saat menang / kalah, dia dapat menyapa lawan mainya dan kamu bisa mendapatkan teman baru melalui perangkat ini. Menggunakan port microUSB pada smartphone (port yang sama yang digunakan untuk ‘ngecas’ hape / menggunakan USB OTG).
Diprogram melalui Google ADK (Accessories Development Kit). Sebagai “proof of concept” dari google ADK (Membuktikan bahwa konsep ini adalah konsep yang kongkrit dan bukan hayalan), bisa dilihat dalam video dibawah. Dalam video dibawah (menit 1:10) dapat dilihat bahwa seseorang mencoba mengontrol warna lampu hadrdware dengan perangkat smartphone android. Selain video dibawah, kamu juga bisa mencari video “proof of concept” yang lainya melalui keyword “google ADK demo” di youtube atau.
Direncanakan dengan kerjasama perusahaan transportasi publik seperti PT KAI / TransJakarta, perangkatnya disediakan dalam sistem transportasi publik dan hanya bisa dimainkan selama perjalanan (tidak bisa dibawa keluar dari kereta/bus). Adalah upaya untuk meningkatkan Experience yang dialami seseorang ketika menggunakan sistem transportasi umum sekaligus juga mencoba memanusiakan manusia. Bekerja seperti Portable EDC (Electronic Data Capture) untuk pembayaran melalu kartu kredit, sebuah aksesoris tambahan untuk smartphone. Voting yang sengit dengan waktu voting yang pendek Kompetisi ini terdiri dari beberapa fase, fase menuju semifinal ditentukan oleh sistem voting dan peniliaian dewan juri. Hanya ada 10 tim yang boleh maju ke tahap semifinal, 1 tim yang paling banyak divoting, dan 9 tim yang dinilai oleh juri. Proses voting hanya dibuka +/- 10 Hari-an, dari hari ini hingga tanggal 17 nanti.
Jika teman-teman ingin membantu kami menjadi perwaklian Indonesia di kancah Internasional, silahkan ajak teman-teman untuk memvoting ide kami di Untuk memvoting, buka link tersebut, klik tombol vote dan masukan email pribadi kamu. Selanjutnya, jangan lupa untuk membuka email dan mengkonfirmasi voting yang dilakukan. Terimakasih telah menyebarkan post ini untuk mendukung kami untuk menjadi perwaklian indonesia di ajang internasional. Mudah-mudahan kami bisa mengharumkan nama Indonesia dalam ajang ini. Salam Inovasi. Update: Tanggal 13 Desember jam 20:14 Saat ini kami sudah mencapai urutan 35 besar, sejujunya saya tidak bsia berekspektasi banyak karena juara 1 / 2 / 3 nya mencapai 3000 vote. Tapi sekedar memasukan nama “Indonesia” dalam Top Ten voting masih memungkinkan.
Jumlah Voting di urutan 10 kompetisi ini ada di angka 923 vote. Kita hanya butuh 400 vote lagi untuk mencapai top ten dunia. Sekali lagi, terimakasih banyak telah membantu kami menjadi perwakilan indonesia di top 10 Erricson Innovation award. Update: Tanggal 14 Desember jam 15:29 Akhirnya kita sudah masuk ke top ten dunia. Sayangnya perolehan voting kita baru 1038 dan juara 1 hingga juara 3 nya memiliki jumlah voting 2500. Meskipun begitu saya masih optimis dalam 3 hari ke depan kita masih bisa mengejar ketertinggalan 1500 voting.
Kemarin jumlah voting kami masih 200 voting dan dalam 1 hari berhasil bertambah hingga 800 voting. Saya percaya jika kita konsisten menyebarkan post ini, maka dalam 2 hari ke depan seharusnya kita bisa mencapai 1600 voting. Perlu diingat, bahwa hanya ada 1 tim yang masuk ke babak semifinal yang dinilai berdasarkan jumlah voting. Terimakasih, Indonesia masih bisa menang.
Update: tanggal 16 Desember jam 9:23 Diluar prediksi, Tim dari tiongkok menyalip seluruh peserta. Saat ini urutan dunia adalah: • Tiongkok (4800 Vote) • India (4350 vote) • India (3200 vote) • Mesir (3100 vote) • India (2700 vote) • Indonesia (1900 vote) • Mesir (1800) • Kanada (1600 vote) • Pakistan (1300 vote) Kita masih bisa berusaha hingga waktu penutupan voting tanggal 17 desember waktu bagian Eropa tengah (Central European Time) / GMT+1. Dengan kata lain, kita punya bonus waktu 6 jam lebih lama. Kita masih bisa memvoting hingga tanggal 17 desember pukul 6 pagi. Indonesia masih bisa menang.
Tetap dukung melalui vote dan menyebarkan post ini Update: tanggal 16 Desember jam 11:13 Pihak Ericsson memberitahu top 25 tim se dunia (tidak dalam urutan jumlah voting). Masuk dalam daftar diatas Lantas, bagaimana kami mengetahui jumlah voting secara pasti yang sudah diterima oleh Indonesia dan urutanya jauh-jauh hari sebelum Ericsson secara resmi mengumumkan top 25 dunia? Begini caranya: Setelah “memeriksa” teknologi web yang digunakan oleh Ericsson, ericsson menggunakan API Endpoint yang dapat diakses oleh publik. Kamu bisa mendapatkan “data mentah” urutan jumlah voter di sini: Gunakan tombol keyboard Ctrl+F (Find) dan ketik nama “Indonesia” Sayangnya, API endpoint tersebut tidak diupdate secara berkala sehingga kita tidak bisa mengetahui urutan “asli” secara realtime.
API Endpoint tersebut kadang-kadang diupdate setiap 2 hinga 4 jam sekali. Urutan posisi hingga pukul 11:13 • china (4845) • india (4350) • india (3197) • egypt (3084) • india (2686) • indonesia (1924) • egypt (1883) • canada (1673) • pakistan (1286) • saudi arabia (840) Perlu diingat, jumlah voting milik tim lain juga ikut bertambah. Oleh karena itu, kita hanya bisa berusaha dengan tetap melakukan voting dan menyebarkan post ini sebanyak-banyaknya.
Doakan kami bisa mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional. Update 9 Jam sebelum penutupan: Posisi tearkhir • India (5672) • China (5189) • Indonesia (4824) Sedikit lagi kawan. Tolong sebarkan post ini lagi.
Karena hanya diambil satu saja Update 17 Desember: 06:02 Ternyata voting masih dibuka hingga 23:59 CET (Central European Time) dengan kata lain, voting masih bisa dilakukan hingga besok pukul 6 pagi. Silahkan vote dan menyebarkan post ini. Update 17 Desember: 09:18 Saat ini Indonesia sudah ada di peringkat pertama dunia. Terimakasih banyak untuk teman-teman yang membantu kami mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Sayangnya kita mesti bersiap-siap mengamankan posisi karena India, dalam 1 jam mulai menyusul kita. Posisi saat ini: • Indonesia (9800 vote) • India (8900 vote) • China (5600 Vote) Ayo kita pertahankan posisi hingga besok pagi (18 Desember) pukul 06:00 pagi.
Update 17 Desember: 17:51 Kita disalip Tiongkok, jumlah vote saat ini: • India (14659 vote) • Indonesia (11005 vote) • China (7839 Vote) 12 Jam lagi penutupan, sedikit lagi kawan. Sebarkan post ini. Beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah poster digital tentang sebuah event bernama Connecticity. Karena tertarik, akhirnya saya mendaftarkan diri menjadi peserta acara tersebut. Belakangan, saya baru sadar bahwa connecticity adalah tema tahun ini dari event tahunan dengan judul besar designaction.bdg yang diselenggarakan oleh BCCF (Bandung Creative City Forum).
Poster Connecticity Sejujurnya saya sudah pernah mendengar tentang komunitas BCCF dengan program designaction.bdg-nya. Sudah dua tahun saya ingin mengikuti kegiatan tersebut sayangnya di tahun-tahun sebelumnya saya berada di luar kota saat acara berlangsung.
Tahun ini diselenggarakan pada tanggal 4-5 desember 2015 di pendopo kota bandung. Design action memiliki tujuan untuk mengkolaborasikan berbagai stakeholder di kota bandung termasuk masyarakat umum dan akademisi mencari solusi dari isu-isu yang hangat di kota bandung. 2 Minggu sebelum acara connecticity, tiba-tiba hanif ngechat dan menawarkan saya untuk membantu acara connecticity sebagai fasilitator. Agak kaget karena sebenarnya saya sebelumnya mendaftar sebagai peserta kemudian ditawarkan menjadi fasilitator. Kata hanif ada training khusus untuk fasilitator. Karena tertarik dengan konsepnya, saya pun menyetujui membantu hanif menjadi fasilitator.
Training pertama diselenggarakan oleh Hanif dan Izzan di Markas Labtek Indie punya om Saska. Topiknya tentang wallet project, sebuah pengenalan awal mengenai design thinking (ingatkan saya untuk menulis artikel ini secara terpisah karena ada banyak hal yang menarik disini). Dalam wallet project saya berpasangan dengan mba bela. Belakangan saya baru sadar ternyata mba bela adalah kakak kelas saya, anak IF 2007. Tidak lupa saya berkenalan dengan beberapa rekan baru, Zulfikar & Rizki dari desain produk Itenas. Sayangnya takdir berkata lain, saya baru ingat tanggal 4 desember saya harus mengawas ujian matakuliah Machine Learning. Akhirnya saya gagal membantu hanif sebagai fasilitator karena hanya bisa ikut acara pada hari sabtu saja sementara syarat menjadi fasilitator adalah mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal (hari jum’at) hingga akhir (hari sabtu).
Rupanya mereka masih butuh orang, akhirnya saya membantu sebagai co-fasilitator pada hari sabtu. Saya datang ke pendopo kota bandung sekitar pukul 8 pagi.
Suasana pendopo masih sepi. Bahkan pintu pagar pendopo hanya dibuka sebagian. Saya disapa oleh satpam dan diminta untuk memarkirkan motor di sisi kiri pendopo.
Sambil memecah kesunyian saya coba berkenalan dengan beberapa fasilitator lain. Sayangnya mungkin karena terlalu pagi, jadi masih belum panas dan berakhir kaku. Bersyukur ada Reyhan salah satu co-fasilitator yang dulunya sempat saya kenal semasa kuliah di informatika. Meskipun pada tingkat 3 akhirnya reyhan pindah jurusan menjadi teknik industri, saya masih berusaha mengajak berdiskusi bersamanya. Dibandingkan fasilitator / co-fasilitator lain, setidaknya reyhanlah yang paling saya kenal karena pernah sama-sama satu jurusan (Selain juga ternyata bang juga ikutan) Suasana briefing awal oleh Mba Mita Butuh waktu 45 menit hingga akhirnya snack sarapan pagi tersedia di meja buffet.
Sambil mengaduk secangkir kopi panas saya menyimak penjelasan dari Reyhan tentang kondisi peserta di hari jum’at. Kata Reyhan, karena kondisi lapangan, akhirnya kelompok saya dan kelompok reyhan digabung. Kata reyhan, topik yang dibahas dalam kelompok kami berdua tentang PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Saya sendiri baru pertamakali mendengar singkatan itu. Buat saya, topik tentang PPDB adalah hal yang baru dan saya sangat awam terhadap isu-isu terkait PPDB.
Selain karena saya belum hadir di hari pertama dan saya juga awam dengan isu tersebut, saya bertindak sebagai panitia dokumentasi di meja kelompok tersebut. Reyhan sebagai “kurir” bahan-bahan untuk prototyping, mba kandi dan mba Nadia sebagai fasilitator, pemimpin isu dalam grup tersebut. Saya tidak punya alasan untuk tidak setuju dengan pembagian peran tersebut. Imanzah Nurhidayat sedang memberikan presentasi Mengacu pada jadwal acara, hari itu ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Pertama, ada presentasi oleh Imanzah Nurhidayat dari Makedonia, sebuah makerspace di jakarta.
Kedua, pembuatan prototype berdasarkan masalah yang sudah dipilih di hari sebelumnya dan pengujian prototype. Ketiga, penyempurnaan prototype berdasarkan pengujian pada tahap sebelumnya dan terakhir presentasi final kepada pak Ridwan Kamil selaku wali kota Bandung. Diantara agenda tersebut ada juga presentasi dari xatrya bandung, sebuah pre-event dari acara designaction.bdg. Ini nih sebagian dokumentasi acara di Hari H lihat bagaimana bapak-bapak & ibu-ibu mencoba asiknya prototyping Setiap kelompok mendapatkan satu narasumber yang berasal dari SKPD terkait topik yang dipilih.
Saya sendiri belajar banyak tentang apa yang terjadi id balik layar dan mulai mengerti mengapa menyelesaikan masalah kota itu sangat sulit. Yang lucu, ternyata perwakilan dari SKPD kelompok saya adalah ayahnya kang pebi, LSS 2009, Kimia 2009. Prototyping yang dilakukan kelompok tetangga, kelompoknya Wanda Saat pengujian konsep, bu tita larasati menjadi pengguna konsep yang kami buat Presentasi kelompok kami di depan panggung utama Ketika bapak-bapak presentasi, justru saya, mba nadia dan Wanda malah asik foto-foto di belakang Presentasi akhir di depan pak ridwan kamil, walikota bandung. Foto kenang-kenangan terakhir Ada banyak hal yang saya dapatkan dari acara ini. Pertama, saya banyak mendapatkan pemahaman bahwa masalah kota tidak bisa diselesaikan dalam 2 hari seperti workshop ini.
Kedua, saya banyak mendapatkan teman-teman baru dari berbagai bidang keilmuan dari berbagai asal universitas di bandung. Saya hanya bisa berharap mudah-mudahan meskipun konsep yang dirancang mungkin tidak bisa diimplementasikan dalam satu malam layaknya legenda candi prambanan, setidaknya konsep tersebut bsia diimplementasikan suatu hari nanti dan minimal workshop ini menambah wawasan baru untuk 4 elemen kota bandung, masyarakat, akademisi, swasta dan pemerintah. Tidak seperti hari senin lainya, hari ini saya “terpaksa” berangkat ke kampus untuk menyalakan server riset yang mati. Karena langit sedang galau, entah akan hujan atau tidak, saya memutuskan untuk menunda kepulangan saya ke rumah hingga petang. Saya mengulur waktu dengan melakukan debugging pada server riset. Entah kenapa, meski hari itu saya sudah makan siang, perut saya bergemuruh minta makan. Akhirnya saya keluar lab dan menekan tombol turun pada lift Labtek 5.
Bersamaan dengan pintu lift terbuka, salah satu adik kelas saya, Ahmad Zaky, juga ingin ikut turun ke bawah. Akhirnya kita berdiskusi di dalam lift. “Kak, udah tau isu CC Barat?” “Wah? Ada apa tuh?”, jelas saja saya tidak tau apa-apa soal CC barat, saya sudah semakin jarang nongkrong di kampus. “Katanya, kantin mie di CC Barat di segel” “Hah?
Yang bener aja? Padahal ini turun ke bawah mau jajan di kantin CC Barat.” “Ya. Gak tau, katanya juga kejadianya baru aja.” Karena lapar dan penasaran, saya bergegas ke kantin CC Barat. Well, benar saja. Kantin mie di CC Barat sudah disegel sementara kantin di sebelahnya masih berjualan.
Terlihat ibu pemilik kantin sedang sibuk membersihkan kantinya sambil membagi-bagikan barang jualanya secara gratis ke beberapa mahasiswa yang lalu lalang. Saya sendiri sangat kaget karena buat saya, kantin itu menyimpan beberapa sejarah. Dulu, waktu saya sedang bersiap-siap untuk SIC Saya dan teman-teman selalu menjadikan tempat duduk-duduk di depan kantin mie sebagai meeting point kami.
Selain itu, saya juga memiliki hubungan personal dengan pemilik kantin mie tersebut dan saya tau sedikit cerita sejarah kantin mie tersebut. Beberapa saat kemudian, ibu pemilik kantin tersebut menghampiri saya dan bercerita tentang kejadian sore ini. Katanya, pihak ITB memutuskan kontrak dengan pemilik kantin tersebut akibat tidak memiliki izin. Entah bagaimana ceritanya, ibu ini merasa bahwa kantin sebelah sirik, dengki, hasad dengan keberadaan kantin mie tersebut. Saya masih bisa melihat air mata ibu pemilik kantin yang berusaha ia sembunyikan. Saya hanya mengangguk, mencoba memahami perasaan ibu pemilik kantin.
Agak unik sih kasusnya, dari kacamata saya sebagai penduduk ganesha yang kelaparan, kehadiran kantin tersebut sangat membantu saya. Saya sangat senang saat kantin tersebut akhirnya secara resmi dirapihkan menjadi bangunan semi permanen. Di mata saya, sebagai masyarakat ganesha 10 yang awam dan tidak tahu apa-apa, pembangunan kantin menjadi bangunan semi permanen adalah bukti bahwa keberadaan kantin tersebut legal dan sah. Saya tidak tahu siapa yang benar atau salah. Terlalu tergesa-gesa jika menuding balik bahwa kantin sebelahnya dengki dengan keberadaan kantin itu. Saya belum sempat mengumpulkan fakta dari berbagai pihak agar penilaian tentang isu ini tidak hanya dari satu sudut pandang. Rasanya juga terlalu berlebihan seandainya mesti dibuat campaign petisi di atau donasi di.
Tulisan ini cuma dibuat oleh warga ganesha yang kelaparan. Bukan representasi dari lembaga tertentu.
Seru juga kalau ada Tim Pencari Fakta entah dari advokasi KM. Mudah-mudahan gak terlalu berlebihan. Yang jelas, setelah kantin mie itu ditutup, saya sebagai warga ganesha yang kelaparan gak bisa jajan mie lagi di kantin itu. Semoga kantin mie nya bisa buka lagi. - Warga Ganesha yang Kelaparan.
UPDATE TOLONG DIBACA JUGA Akhirnya ada sedikit titik terang mengenai kasus ini. Tulisan ini disadur lengkap dari salah satu notes di facebook, tulisan aslinya bisa dibaca. Seminggu terakhir, kabar penutupan kantin di area basement CC Barat sedang hangat diramaikan.
Bukan karena penutupan biasa, pasalnya, kantin tersebut memang digemari mahasiswa, karena apa? Karena di kantin itu menjual mie yang notabene cocok dengan kantong mahasiswa. Namun tak hanya itu, yang lebih seru juga karena setelah penutupan, di kaca kantin yang sudah tutup itu terdapat tulisan “maaf pelanggan, aku dizolimi kantin sebelah”.
Untuk lebih lengkapnya, bisa baca di (saya juga tahu karena baca dari tumblr milik tersebut). Dengan adanya tulisan tersebut, tentu, siapa yang tak penasaran, kisah apa yang terjadi. Dan yang pasti, berkat tulisan tersebut, banyak pelanggan atau juga mahasiswa atau yang membaca, menjadi kesal dengan stand di sebelahnya yakni stand burger. —- KABAR PEMALSUAN TANDA TANGAN Singkat cerita, hari ini, tanggal 19 November, tiba-tiba teman saya bertanya pada saya, “kamu udah dihubungi oleh pemilik stand burger?” saya bilang tidak karena memang tidak dihubungi. Lalu dia berkata bahwa nama saya dan dia ada di sebuah petisi untuk menutup stand burger.
Loh kok bisa? Saya bertanya dalam hati tiba-tiba, Nanda menunjukkan, bahwa ada surat atas nama LK (Lembaga Kemahasiswaan) yang bertujuan menutup stand burger dengan petisi dari 70 mahasiswa lebih, dan disana lengkap ada nama saya dengan nim beserta tanda tangannya. Nanda bilang bahwa dia sudah dikontak oleh tukang burger dan diberikan gambar tersebut oleh tukang burger. Sumpah, kaget luar biasa. Akhirnya, siang tadi saya langsung meluncur ke kampus untuk bertemu pemilik kantin burger. — BERTEMU PEMILIK KANTIN BURGER Di kampus, saya akhirnya bertemu pemilik kantin burger.
Dia menjelaskan, bahwa dia mendapatkan surat ini pada 18 November pagi, surat dari LK dengan amplop bertuliskan LK ITB yang diberikan oleh seseorang dari kantin mie. Namun, untuk memastikan kebenaran surat tersebut, pemilik kantin mencoba mencari nomor salah satu mahasiswa yang ada di petisi tersebut yang ternyata adalah Nanda, teman saya, yang akhirnya berakhir dengan bertemu dengan saya. Dan pemilik kantin burger memperlihatkan kembali foto-foto dokumen tersebut yang berisi tandatangan saya beserta rekan-rekan saya. Saya cukup kaget atas apa yang terjadi.
Lalu, saya tanyakan kepada pemilik kantin burger, sebetulnya apa yang terjadi antara kantin burger dengan kantin mie. Dan kenapa sampai kantin burger ini diangap mendzolimi kantin mie. Dia bercerita, bahwa penutupan kantin tersebut tidak ada hubungannya dengan kantin burger miliknya.
Namun, menurut dia, pemilik kantin mie menduga bahwa penutupan kantin tersebut adalah akibat dari pemilik kantin burger meminta ke Sarana dan Prasarana ITB menutup kantin tersebut karena kantin mie selalu lebih ramai pengunjung dibandingkan dengan kantin burger, dugaan ini juga ada karena suami pemilik kantin burger sendiri adalah salah satu pegawai ITB dari Sarana dan Prasarana ITB. Itulah alasan kenapa ketika ditutup, pemilik kantin mie membuat tulisan “saya didzolimi kantin sebelah”. Padahal, dia bilang bahwa dia tidak pernah tau menau tentang penutupan tersebut. Cukup malang juga nasib kantin burger ini, karena saya pun termasuk orang yang langsung kesel ketika membaca tulisan bahwa kantin burger ini mendzolimi kantin mie ini.
Akhirnya, saya langsung menuju K3L (Keamanan, Keselamat dan kesehatan lingkungan) ITB, untuk mempertanyakan terkait penutupan kantin tersebut, karena mereka memiliki alasan kenapa kantin mie bisa digusur. — PELURUSAN BERSAMA K3L Setibanya saya di K3L, saya menjelaskan tentang kejadian pemalsuan tanda-tangan tersebut. Dan K3L juga ternyata baru mengetahuinya hari ini. Dan setelah itu, saya bertanya, kenapa sampai kantin mie ini ditutup oleh K3L. Ternyata, jawaban dari K3L, bahwa kantin mie ini menyalahi peraturan perizinan, sehingga sebetulnya tidak mendapatkan izin berdagang.
Loh kok bisa? Bukannya udah lama.
Singkat cerita, setiap toko/kantin yang buka di ITB haruslah mengajukan proposal serta badan hukum yang jelas, sehingga dagangan di ITB bisa variatif dan juga kuat secara hukum. Yang mengajukan proposal dagang boleh dari semua kalangan, termasuk mahasiswa, pegawai, hingga dosen. Dan proposal lain yang belum diterima akan mengantri, sampai akhirnya kantin sebelumnya tutup dan digantikan.
Dan kantin basement cc barat itu yang satu didapatkan oleh mahasiswa (Kantin mie) dan yang satu oleh pegawai SP (kantin burger). Ternyata, menurut K3L, proposal awal dari kantin mie sendiri adalah kantin pancake yang dimiliki oleh mahasiswa.
Namun, ternyata sudah beberapa lama, kantin itu sudah tidak lagi berdagang pancake. Dan tak hanya itu, ternyata sekarang yang menggunakan kantin tersebut bukan lagi mahasiswa tersebut, melainkan salah seorang pegawai ITB. Dari cerita K3L, awalnya memang dijalankan kerjasama antara mahasiswa tersebut dengan pegawai ITB, namun mahasiswa tersebut karena beberapa alasan, jadi tidak melakukan dagang lagi sehingga full dipegang oleh pegawai ITB, dan hal ini menjadi tidak sesuai kesepakatan awal. K3L meminta agar pegawai ITB tersebut mengajukan proposal layaknya orang lain yang sudah mengantri. Karenanya, kantin mie itu sudah mendapat SP sebanyak 3 kali, dan akhirnya langsung dilakukan penutupan oleh K3L atas arahan dari Wakil Rektor. Ternyata, saya baru tau kisah aslinya dari K3L.
Saya kaget bukan kepalang, yang awalnya saya kesal terhadap kantin burger, kini saya justru simpatik terhadap kantin tersebut. Dan saya, di ruang K3L tadi menghabiskan waktu hingga pukul stengah 5 sore, bersama Pak yogi kepala K3L, Pak aban dari K3L, dan juga pak dudi selaku suami dari pemilik kantin burger, membicarakan terkait kasus ini. Dan rencananya, seluruh pihak akan dikumpulkan waktu dekat dengan tambahan kasus yakni pemalsuan dokumen. — MENYESALKAN PERBUATAN Terlepas dari masalah izin kantin ini, satu hal yang saya cukup sesalkan adalah adanya surat petisi yang diterima kantin burger yang mengatasnamakan LK dan mahasiswa.
Dan di dalamnya, ada tanda tangan saya, dan 70 mahasiswa lainnya yang kebanyakan pun saya kenal. Saya ingat, kemungkinan nama dengan jumlah mahasiswa yang banyak, merupakan tanda tangan absensi dari kelas Studium Generale yang selalu berjumlah banyak. Dan ternyata, hal ini bisa digunakan untuk penipuan. Harapannya, apa yang saya ceritakan ini bisa menjelaskan dan juga meluruskan apa yang terjadi. Saya pribadi tidak berada di pihak siapa-siapa (walau ketika pertama mendengar kabar, secara emosional saya langsung kesal dengan kantin burger).
Ada baiknya kita mengklarifikasi segala hal yang memang terjadi, karena bisa jadi itu tidak sesuai yang kita bayangkan. Semoga mahasiswa di kampus bisa lebih tau tentang kasus ini.Terima kasih - Muhammad Isyraqi El-Hakim, 10610055. Judul post ini agak keliatan berat jika diasosiasikan dengan saya, cuma mahasiswa biasa tentunya.
Post ini didedikasikan untuk salah satu sahabat saya,, Sipil 2011, Ketua Kongres ITB, Rajanya para senator, Ketua MPR mungkin istilahnya. Beberapa bulan yang lalu, irul-begitu saya biasa memanggilnya-berdiskusi dengan saya tentang keinginanya untuk menulis buku. Dia ingin menulis buku tentang cerita pengalamanya selama diamanahi sebagai ketua kongres. Cukup menarik, saya mendukungnya. Irul pun meminta saya untuk membuatkan cover buku tersebut. Ilustrasi Tak terasa, Lama waktu berselang.
Saya pun lupa pernah mengiyakan untuk membantu irul membuat cover buku tersebut (*Sori ya rul*). Beberapa hari yang lalu, irul mengatakan bahwa bukunya kini sudah selesai ditulis. Kali ini, Irul hanya minta tolong menyebarkan buku itu.
Well, kali ini saya gak mau kelewatan lagi. Oleh karena itulah post ini ditulis. Judul buku itu, persis seperti judul post ini, Wakil Rakyat:Sebuah pandangan mengenai legislatif pemerintahan mahasiswa S1 ITB.
Sekarang, buku tersebut dapat diunduh. Semoga bukunya dapat menginspirasi kita. Sedikit pengantar, diambil langsung dari buku ini: Saya percaya, dalam aliran kepercayaan manapun pasti mengajarkan tentang berbagi pada sesama. Saya adalah orang yang senang berbagi dan berdiskusi. Beberapa kali saya berbagi dengan himpunan (di Labtek Biru dan di Timur Jauh) tentang ide yang saya miliki tentang Kongres KM-ITB. Begitupun pada UKM-UKM kegiatan mahasiswa.
Bagi saya menulis dan membuat buku adalah tahap di atas semua itu. Menulis berarti berbagi pada tingkat yang paling tinggi. Dengan membuat buku, kamu tidak harus berada di tempat dimana kamu akan berbagi, buku akan mewakili kamu. Pencapaian berbagi manfaat pada sesama yang paling tinggi ialah buku. Akan tetapi, jangan pernah mempercayai seluruh isi yang ada dalam buku ini. Jika mungkin, buatlah sistesis dari tulisan-tulisan ini (yang bersifat subyektif).
Kebenaran yang saya sukai adalah kebenaran yang berasal dari diri sendiri, bukan yang disepakati. Jika mungkin, jadikan ini sebagai cerminan seberapa banyak kesalahan pemahaman yang saya miliki, dan mungkin, tugas kamu yang membaca inilah yang membuat KM-ITB lebih baik, terlebih lagi Kongres KM-ITB. Dengan buku ini, katakanlah pada saya nanti bahwa saya telah melakukan banyak salah, namun semua itu telah kamu diperbaiki.
Secara khusus, buku ini saya berikan untuk para senator himpunan mahasiswa sipil jauh setelah saya. Saya di sini telah membuat banyak sekali kesalahan dan inilah aib saya, segala kesalahan yang saya ingin tidak ada lagi ada yang merasakannya. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran.
Dari segi organisasi, sangat tidak masuk akal jika orang pada organisasi hanya mengalami pembelajaran yang sama, organisasi akan stagnan. Bagi saya, organisasi harus bersifat progresif, selalu mendekati dan semakin mendekati tujuannya. Yang terakhir bisa saya berikan adalah buku ini. Lalu, secara umum, saya ingin memberitahu pada semua yang ada di KM-ITB. Buku ini dibuat untuk mahasiswa ITB yang mau belajar. Belajar menjadi peserta didik dan bermasyarakat di Indonesia. Ia yang akan melihat bahwa pendidikan bukan bersifat monoton dan homogen.
Pendidikan yang berarti banyak bagi orang yang saya kenal, yang telah berkarya di KM-ITB dengan pikirannya, uangnya, waktunya, serta hatinya. Untuk generasi mahasiswa ITB yang akan membawa almamater yang saya sayangi ini ke arah yang lebih baik. Saya sebagai pelaku, bukan ingin menyombongkan apa yang telah saya perbuat. Tapi pengakuan, bahwa kita semua sebenarnya dapat membuat ini lebih baik. Andai masih punya waktu, andai sadar dari awal, andai paham sebelum tercebur, dan andai lainnya. Dari sekian banyak perasaan itu, saya yakin banyak pula yang telah memberikan waktunya untuk KM-ITB, dan melebihi saya. Saya jua sadar bahwa zaman sudah berubah, saya adalah orde lama ITB yang sebentar lagi akan meninggalkan kampus dan berjuang di tempat lain.
Namun, saya sangat menyayangi almamater ini. Tahukah teman-teman bahwa tulisan bersifat abadi? Kenangan teman-teman semua di kampus ini tetap merupakan sesuatu yang berharga, terutama bagi pembelajar- pembelajar yang abadi, yang datang silih berganti. Teman-teman yang membaca tulisan ini adalah orang-orang yang akan membawa masa depan. Dengan segala kerendahan hati, saya amat tidak keberatan jika memang kamu tidak membaca buku ini.
Jika ingin membaca, bacalah dengan hati-hati. Buku ini bisa saja berisi kebohongan, buku ini mungkin tidak seperti yang kamu pikirkan, dan tidak seluruh isinya dapat kamu setujui. Terlebih lagi saya bukanlah orang yang baik dalam hal teoretis, saya membuat buku ini dengan dasar praktikal. Karenanya, masukan, saran, dan diskusi lebih lanjut saya nantikan untuk kamu yang membaca buku ini sampai habis.
Choirul Rama Saputra. Tahukah kamu, bahwa 57% mahasiswa ITB HANYA membayar UKT 0-4 juta per semester? Tahukah kamu, bahwa ada 69 Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh berbagai himpunan di ITB? Tahukah kamu bahwa ada 91 komunitas, yang tesebar di penjuru Indonesia? Well, pada akhirnya, hari ini tepat pukul 17:00 Open data km itb dilaunching. Opendata KM ITB dapat diakses pada tautan. Ada berbagai ekspektasi dari opendata KM ITB.
Pertama, dengan keterbukaan data KM ITB, diharapkan akan ada lebih banyak orang yang mengerti tentang situasi terkini KM ITB, dengan demikian ada lebih banyak alternatif solusi yang dapat diusulkan untuk menyelesaikan masalah kongkrit di seputar kampus. Kedua, tentang transparansi. Dengan membuat data KM ITB terbuka, ada lebih banyak hal yang menjadi transparan, tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Semuanya jujur berdasarkan data. Ketiga, dengan open data km itb, diharapkan ada pergerakan serupa di kampus-kampus lain. Dengan demikian arus informasi antar kampus menjadi lebih dinamis.
Pergerakan kemahasiswaan pun menjadi lebih mudah dilakukan. Jelas, opendata km itb bukanlah salah satu bentuk open data yang ideal. Tahun ini adalah tahun pertama Open Data KM ITB berjalan. Open data km itb masih perlu dikembangkan lebih lanjut.
Semoga melalui open data km itb, ada lebih banyak open data lain di kampus lain yang lebih baik dibandingkan open data km itb sehingga pergerakan open data di Indonesia bisa lebih cepat terlaksana.